Apa Itu *Disposable Income*? Pengertian Dan Cara Hitungnya!

by ADMIN 60 views
Iklan Headers

Guys, pernah gak sih kalian denger istilah disposable income? Mungkin sebagian dari kita udah familiar, tapi ada juga yang masih bingung. Nah, biar gak penasaran lagi, yuk kita bahas tuntas apa itu disposable income, kenapa penting, dan gimana cara ngitungnya!

Apa Itu Disposable Income?

Disposable income atau pendapatan disposabel adalah sejumlah uang yang tersisa setelah kita membayar pajak dan kewajiban wajib lainnya. Gampangnya, ini adalah uang yang benar-benar bisa kita pakai untuk kebutuhan sehari-hari, menabung, investasi, atau bahkan untuk senang-senang. Jadi, disposable income ini bisa dibilang adalah ukuran kemampuan finansial seseorang atau rumah tangga setelah semua kebutuhan wajib terpenuhi.

Dalam konteks yang lebih luas, disposable income juga bisa digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi suatu negara. Jika disposable income masyarakat meningkat, biasanya ini menandakan bahwa daya beli masyarakat juga meningkat, yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jika disposable income menurun, ini bisa menjadi indikasi bahwa kondisi ekonomi sedang kurang baik.

Mengapa Disposable Income Penting?

Disposable income itu penting banget, guys, karena beberapa alasan:

  1. Mengukur Kemampuan Finansial: Seperti yang udah disebutin tadi, disposable income adalah indikator utama seberapa besar uang yang bisa kita gunakan untuk berbagai keperluan setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Dengan mengetahui disposable income, kita bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan.
  2. Perencanaan Keuangan: Disposable income membantu kita dalam membuat perencanaan keuangan yang lebih realistis. Kita bisa menentukan berapa banyak uang yang bisa dialokasikan untuk tabungan, investasi, hiburan, atau kebutuhan lainnya.
  3. Pengambilan Keputusan Keuangan: Ketika kita punya disposable income yang cukup, kita bisa lebih leluasa dalam mengambil keputusan keuangan, seperti membeli barang yang kita inginkan, berlibur, atau bahkan memulai bisnis.
  4. Indikator Ekonomi: Secara makro, disposable income bisa menjadi indikator penting dalam melihat kondisi ekonomi suatu negara. Pemerintah dan para ekonom sering menggunakan data disposable income untuk menganalisis tren konsumsi dan daya beli masyarakat.

Komponen-Komponen dalam Menghitung Disposable Income

Sebelum kita masuk ke cara menghitung disposable income, penting untuk tahu dulu apa aja sih komponen-komponen yang mempengaruhinya. Secara garis besar, ada dua komponen utama:

  1. Pendapatan Kotor (Gross Income): Ini adalah total pendapatan yang kita terima sebelum dipotong pajak dan kewajiban lainnya. Pendapatan kotor bisa berasal dari gaji, upah, bonus, pendapatan dari investasi, atau sumber-sumber lainnya.
  2. Pajak dan Kewajiban Wajib: Ini adalah semua potongan yang harus kita bayar dari pendapatan kotor, seperti pajak penghasilan (PPh), iuran BPJS, atau kewajiban lainnya yang bersifat wajib.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disposable Income

Selain komponen-komponen di atas, ada beberapa faktor lain yang juga bisa mempengaruhi disposable income, di antaranya:

  • Kebijakan Pajak: Perubahan dalam kebijakan pajak, seperti tarif pajak atau aturan pengurangan pajak, bisa secara signifikan mempengaruhi disposable income masyarakat.
  • Inflasi: Tingkat inflasi yang tinggi bisa mengurangi daya beli disposable income, karena harga barang dan jasa menjadi lebih mahal.
  • Suku Bunga: Suku bunga yang tinggi bisa meningkatkan biaya pinjaman, yang pada akhirnya bisa mengurangi disposable income.
  • Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi secara umum, seperti tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, juga bisa mempengaruhi disposable income masyarakat.

Cara Menghitung Disposable Income

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting, yaitu cara menghitung disposable income. Sebenarnya, caranya cukup sederhana, guys. Kita cuma perlu mengurangi pendapatan kotor dengan total pajak dan kewajiban wajib.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Disposable Income = Pendapatan Kotor - (Pajak + Kewajiban Wajib)

Biar lebih jelas, yuk kita lihat contohnya:

Misalnya, si A punya pendapatan kotor sebesar Rp10.000.000 per bulan. Setiap bulannya, si A harus membayar pajak penghasilan (PPh) sebesar Rp1.000.000 dan iuran BPJS sebesar Rp500.000.

Maka, disposable income si A adalah:

Disposable Income = Rp10.000.000 - (Rp1.000.000 + Rp500.000)

Disposable Income = Rp10.000.000 - Rp1.500.000

Disposable Income = Rp8.500.000

Jadi, disposable income si A adalah Rp8.500.000 per bulan. Inilah uang yang bisa si A gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi, atau keperluan lainnya.

Contoh Perhitungan Disposable Income yang Lebih Kompleks

Dalam kehidupan nyata, perhitungan disposable income bisa jadi lebih kompleks, terutama jika kita punya sumber pendapatan yang beragam atau kewajiban yang lebih banyak. Misalnya, selain gaji, kita juga punya pendapatan dari bisnis sampingan atau investasi, dan kita juga harus membayar cicilan utang atau biaya perawatan anak.

Untuk menghitung disposable income dalam situasi yang lebih kompleks, kita perlu mencatat semua sumber pendapatan dan semua kewajiban kita secara rinci. Kemudian, kita jumlahkan semua pendapatan kotor dan kurangkan dengan total pajak dan kewajiban. Hasilnya adalah disposable income kita.

Tips Mengelola Disposable Income dengan Bijak

Setelah tahu cara menghitung disposable income, langkah selanjutnya adalah mengelolanya dengan bijak. Percuma dong kalau kita punya disposable income yang besar, tapi habis begitu aja tanpa perencanaan yang jelas. Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa kalian terapkan:

  1. Buat Anggaran Keuangan: Anggaran keuangan adalah rencana pengeluaran yang membantu kita mengendalikan ke mana uang kita pergi. Dengan membuat anggaran, kita bisa memastikan bahwa kita memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting dan menghindari pengeluaran yang impulsif.
  2. Prioritaskan Kebutuhan: Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang penting untuk kelangsungan hidup, seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Keinginan adalah hal-hal yang kita inginkan, tapi sebenarnya tidak terlalu penting, seperti barang-barang mewah atau hiburan yang berlebihan. Prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan terlebih dahulu sebelum memikirkan keinginan.
  3. Sisihkan untuk Tabungan dan Investasi: Jangan lupa untuk menyisihkan sebagian dari disposable income kita untuk tabungan dan investasi. Tabungan bisa menjadi dana darurat untuk keperluan mendesak, sedangkan investasi bisa membantu kita mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah atau mempersiapkan masa pensiun.
  4. Kurangi Utang: Jika kita punya utang, usahakan untuk membayarnya sesegera mungkin. Utang bisa menjadi beban yang berat dan mengurangi disposable income kita di masa depan. Prioritaskan untuk melunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu.
  5. Evaluasi Pengeluaran Secara Berkala: Lakukan evaluasi terhadap pengeluaran kita secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal. Apakah ada pengeluaran yang bisa dikurangi atau dihilangkan? Apakah ada pos-pos pengeluaran yang perlu dialokasikan ulang? Dengan melakukan evaluasi, kita bisa memastikan bahwa kita tetap berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan keuangan kita.

Kesimpulan

So, sekarang kalian udah paham kan apa itu disposable income, kenapa penting, dan gimana cara ngitungnya? Intinya, disposable income adalah uang yang benar-benar bisa kita pakai setelah dipotong pajak dan kewajiban lainnya. Dengan memahami dan mengelola disposable income dengan bijak, kita bisa mencapai kestabilan finansial dan meraih tujuan-tujuan keuangan kita.

Jadi, mulai sekarang, yuk lebih aware dengan disposable income kita dan kelola dengan sebaik-baiknya! Semoga artikel ini bermanfaat ya, guys! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman yang ingin kalian bagi, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar di bawah ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!