Buat Tabel Distribusi Frekuensi Dari Data Nilai Ujian

Hey guys! Pernah gak sih kalian dapat setumpuk data, terus bingung mau diapain? Nah, salah satu cara keren buat ngerapihin dan menganalisis data itu adalah dengan bikin tabel distribusi frekuensi. Kali ini, kita bakal belajar bareng gimana caranya bikin tabel distribusi frekuensi dari data nilai ujian statistika. Biar makin seru, kita langsung ke contoh soalnya, yuk!

Data Nilai Ujian Statistika

Ini dia data nilai ujian statistika yang bakal kita olah:

Dari data ini, kita mau bikin tabel distribusi frekuensi. Tapi, apa sih tabel distribusi frekuensi itu? Kenapa kita perlu bikin tabel ini? Mari kita bahas!

Apa Itu Tabel Distribusi Frekuensi?

Tabel distribusi frekuensi itu, sederhananya, adalah tabel yang nunjukkin sebaran frekuensi dari setiap nilai atau kelompok nilai dalam suatu data. Frekuensi di sini maksudnya adalah berapa kali suatu nilai muncul dalam data tersebut. Jadi, dengan tabel ini, kita bisa lihat nilai mana yang paling sering muncul, nilai mana yang jarang, dan sebagainya.

Kenapa sih kita perlu bikin tabel distribusi frekuensi? Ada banyak manfaatnya, guys! Beberapa di antaranya:

• Memudahkan Membaca Data: Data yang tadinya berantakan jadi lebih terstruktur dan mudah dibaca.
• Melihat Pola Data: Kita bisa lihat pola sebaran data, misalnya apakah data cenderung mengumpul di nilai tertentu atau tersebar merata.
• Meringkas Data: Data yang banyak bisa diringkas jadi lebih sedikit informasi yang lebih bermakna.
• Dasar Analisis Lebih Lanjut: Tabel distribusi frekuensi ini bisa jadi dasar buat analisis statistik yang lebih kompleks, kayak menghitung rata-rata, median, modus, dan lain-lain.

Nah, sekarang kita udah tahu apa itu tabel distribusi frekuensi dan kenapa kita perlu bikin. Sekarang, mari kita langsung praktik bikin tabelnya!

Langkah-Langkah Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Biar gampang, kita bagi langkah-langkahnya jadi beberapa bagian, ya:

1. Urutkan Data

Langkah pertama yang perlu kita lakuin adalah mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tujuannya biar kita lebih gampang ngitung frekuensi masing-masing nilai. Dari data nilai ujian tadi, kita urutin jadi kayak gini:

116, 117, 117, 118, 118, 119, 11A, 11A, 11B, 11C, 11C, 120, 121, 125, 126, 128, 12A, 12B, 12C, 130

2. Tentukan Rentang (Range)

Rentang itu selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil dalam data. Rumusnya:

Rentang = Nilai Terbesar - Nilai Terkecil

Dalam kasus ini, nilai terbesarnya 130 dan nilai terkecilnya 116. Jadi, rentangnya:

Rentang = 130 - 116 = 14

3. Tentukan Banyak Kelas

Kelas itu kelompok nilai yang akan kita buat dalam tabel. Ada beberapa cara buat nentuin banyak kelas, tapi yang paling umum adalah pakai aturan Sturges. Rumusnya:

Banyak Kelas = 1 + 3.3 log n

Di mana n adalah banyaknya data. Dalam kasus ini, kita punya 20 data. Jadi, banyak kelasnya:

Banyak Kelas = 1 + 3.3 log 20 ≈ 1 + 3.3 * 1.301 ≈ 1 + 4.293 ≈ 5.293

Karena banyak kelas harus berupa bilangan bulat, kita bulatkan jadi 5 atau 6. Biar lebih simpel, kita ambil 5 kelas aja, ya.

4. Tentukan Panjang Interval Kelas

Panjang interval kelas itu lebar dari setiap kelas. Rumusnya:

Panjang Interval Kelas = Rentang / Banyak Kelas

Dalam kasus ini, rentangnya 14 dan banyak kelasnya 5. Jadi, panjang interval kelasnya:

Panjang Interval Kelas = 14 / 5 = 2.8

Kita bulatkan aja jadi 3, biar lebih mudah. Jadi, setiap kelas nanti punya lebar 3.

5. Buat Batas-Batas Kelas

Sekarang, kita buat batas-batas kelasnya. Kelas pertama dimulai dari nilai terkecil, yaitu 116. Karena panjang interval kelasnya 3, maka kelas pertama adalah 116 - 118. Kelas kedua dimulai dari 119, dan seterusnya. Jadinya kayak gini:

• Kelas 1: 116 - 118
• Kelas 2: 119 - 121
• Kelas 3: 122 - 124
• Kelas 4: 125 - 127
• Kelas 5: 128 - 130

6. Hitung Frekuensi

Nah, langkah terakhir adalah menghitung frekuensi dari setiap kelas. Kita hitung berapa banyak nilai yang masuk ke masing-masing kelas. Caranya, kita lihat data yang udah diurutin tadi, terus hitung berapa banyak nilai yang ada di antara batas-batas kelas. Hasilnya kayak gini:

• Kelas 1 (116 - 118): 5 (116, 117, 117, 118, 118)
• Kelas 2 (119 - 121): 4 (119, 11A, 11A, 11B, 120, 121)
• Kelas 3 (122 - 124): 0
• Kelas 4 (125 - 127): 3 (125, 126, 12A)
• Kelas 5 (128 - 130): 3 (128, 12B, 12C, 130)

7. Susun dalam Tabel

Setelah semua data terkumpul, kita susun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabelnya jadi kayak gini:

Tabel Distribusi Frekuensi Selesai!

Yeay! Kita berhasil bikin tabel distribusi frekuensi dari data nilai ujian statistika. Sekarang, kita bisa lihat dengan lebih jelas bagaimana sebaran nilai ujiannya. Misalnya, kita bisa lihat bahwa nilai yang paling banyak muncul ada di kelas 119 - 121 dan 128 - 130.

Kesimpulan

Bikin tabel distribusi frekuensi itu penting banget buat ngerapihin dan menganalisis data. Dengan tabel ini, kita bisa lihat pola data, meringkas data, dan bahkan jadi dasar buat analisis yang lebih kompleks. Jadi, jangan males buat bikin tabel distribusi frekuensi ya, guys! Semoga artikel ini bermanfaat dan bikin kalian makin jago statistika. Semangat terus belajarnya!