Civil Law Vs Common Law: Apa Bedanya?

Hai guys! Pernah denger istilah civil law dan common law? Buat sebagian orang, mungkin terdengar asing ya. Tapi, dalam dunia hukum, kedua sistem ini punya peran penting banget dan diterapkan di berbagai negara di seluruh dunia. Nah, biar kita nggak bingung lagi, yuk kita bahas tuntas perbedaan civil law dan common law! Jadi, simak baik-baik ya!

Apa itu Civil Law?

Civil law, atau yang sering disebut juga sebagai sistem hukum sipil, adalah sistem hukum yang paling tua dan paling banyak dianut di dunia. Sistem ini berakar dari hukum Romawi dan dikodifikasikan dalam bentuk undang-undang yang komprehensif. Jadi, inti dari civil law adalah undang-undang tertulis. Hakim dalam sistem civil law berperan untuk menerapkan undang-undang tersebut dalam kasus-kasus konkret. Mereka nggak punya kewenangan untuk membuat hukum baru, tapi harus berpegang teguh pada apa yang sudah tertulis dalam undang-undang.

Dalam sistem civil law, undang-undang menjadi sumber hukum utama. Segala aspek kehidupan diatur sedemikian rupa dalam kitab undang-undang, mulai dari hukum perdata, hukum pidana, hukum dagang, hingga hukum acara. Proses peradilan dalam sistem civil law cenderung lebih formal dan tertulis. Hakim aktif dalam mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi, sementara pengacara lebih fokus pada menyampaikan argumen hukum berdasarkan undang-undang yang berlaku. Keputusan hakim didasarkan pada interpretasi undang-undang dan penerapan logika hukum.

Contoh negara yang menganut sistem civil law antara lain Indonesia, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang. Di Indonesia, kita punya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menjadi landasan utama dalam sistem hukum kita. Jadi, kalau kalian belajar hukum di Indonesia, pasti nggak asing lagi dengan kedua kitab ini.

Kelebihan sistem civil law adalah kepastian hukum yang lebih tinggi karena semua aturan sudah tertulis dengan jelas. Selain itu, sistem ini juga dianggap lebih demokratis karena undang-undang dibuat oleh lembaga legislatif yang dipilih oleh rakyat. Namun, kelemahannya adalah sistem ini bisa jadi kurang fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman dan kasus-kasus baru yang belum diatur dalam undang-undang. Selain itu, penafsiran undang-undang yang kaku juga bisa menyebabkan ketidakadilan dalam beberapa kasus.

Apa itu Common Law?

Nah, sekarang kita beralih ke common law. Sistem hukum ini berkembang di Inggris dan kemudian menyebar ke negara-negara yang pernah menjadi koloninya, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Common law juga dikenal sebagai sistem hukum tidak tertulis atau judge-made law. Artinya, hukum dalam sistem ini nggak hanya bersumber dari undang-undang, tapi juga dari putusan-putusan pengadilan (yurisprudensi).

Dalam sistem common law, hakim punya peran yang lebih besar dibandingkan dengan sistem civil law. Mereka nggak hanya menerapkan undang-undang, tapi juga bisa membuat hukum baru melalui putusan-putusan mereka. Putusan-putusan ini kemudian menjadi preseden yang mengikat pengadilan-pengadilan lain dalam kasus-kasus serupa di masa depan. Jadi, kalau ada kasus yang belum diatur dalam undang-undang, hakim bisa membuat putusan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan logika hukum, dan putusan ini akan menjadi hukum yang berlaku.

Proses peradilan dalam sistem common law cenderung lebih informal dan lisan. Pengacara punya peran yang sangat penting dalam mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan menyampaikan argumen hukum. Hakim lebih berperan sebagai wasit yang memastikan proses peradilan berjalan adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Keputusan hakim didasarkan pada undang-undang, putusan-putusan pengadilan sebelumnya, dan prinsip-prinsip keadilan.

Kelebihan sistem common law adalah fleksibilitasnya yang tinggi. Sistem ini bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kasus-kasus baru yang belum diatur dalam undang-undang. Selain itu, sistem ini juga dianggap lebih adil karena memberikan ruang yang lebih besar bagi hakim untuk mempertimbangkan fakta-fakta unik dalam setiap kasus. Namun, kelemahannya adalah ketidakpastian hukum yang lebih tinggi karena hukum bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada putusan pengadilan. Selain itu, sistem ini juga bisa jadi lebih mahal karena pengacara punya peran yang sangat penting dan biaya peradilan cenderung lebih tinggi.

Perbedaan Civil Law dan Common Law yang Paling Menonjol

Setelah kita membahas masing-masing sistem, sekarang kita fokus ke perbedaan civil law dan common law yang paling signifikan. Ini dia poin-poin pentingnya:

1. Sumber Hukum: Dalam civil law, sumber hukum utama adalah undang-undang tertulis (kodifikasi). Sementara dalam common law, sumber hukumnya adalah undang-undang dan putusan pengadilan (yurisprudensi).
2. Peran Hakim: Dalam civil law, hakim berperan sebagai penerap undang-undang. Dalam common law, hakim berperan sebagai penerap dan pembuat hukum.
3. Sistem Peradilan: Dalam civil law, sistem peradilan cenderung lebih formal dan tertulis. Dalam common law, sistem peradilan cenderung lebih informal dan lisan.
4. Peran Pengacara: Dalam civil law, pengacara lebih fokus pada menyampaikan argumen hukum berdasarkan undang-undang. Dalam common law, pengacara punya peran yang lebih besar dalam mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan menyampaikan argumen hukum.
5. Kepastian Hukum: Civil law menawarkan kepastian hukum yang lebih tinggi karena aturan sudah tertulis jelas. Common law lebih fleksibel tapi kurang pasti karena hukum bisa berubah sesuai putusan pengadilan.

Contoh Konkrit Perbedaan Civil Law dan Common Law

Biar makin jelas, mari kita lihat contoh konkrit perbedaan civil law dan common law dalam kasus sengketa kontrak.

Misalnya, ada dua pihak yang menandatangani kontrak jual beli rumah. Dalam kontrak tersebut, nggak disebutkan secara rinci mengenai kewajiban pihak penjual untuk memperbaiki kerusakan kecil pada rumah sebelum diserahkan kepada pembeli. Setelah rumah diserahkan, ternyata ada beberapa kerusakan kecil yang dikeluhkan oleh pembeli.

• Dalam sistem civil law: Hakim akan merujuk pada KUHPerdata atau undang-undang lain yang mengatur tentang jual beli. Jika dalam undang-undang nggak diatur secara eksplisit mengenai kewajiban penjual untuk memperbaiki kerusakan kecil, maka hakim cenderung akan memutuskan bahwa penjual nggak wajib memperbaikinya. Keputusan ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang nggak diatur dalam undang-undang dianggap nggak ada.

• Dalam sistem common law: Hakim akan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti praktik yang lazim dalam jual beli rumah, harapan yang wajar dari pembeli, dan prinsip-prinsip keadilan. Hakim juga akan mencari putusan-putusan pengadilan sebelumnya dalam kasus-kasus serupa. Jika hakim menemukan bahwa dalam praktik yang lazim, penjual biasanya bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan kecil sebelum rumah diserahkan, maka hakim bisa memutuskan bahwa penjual wajib memperbaikinya, meskipun nggak ada ketentuan yang eksplisit dalam kontrak. Keputusan ini didasarkan pada prinsip bahwa hukum nggak hanya bersumber dari undang-undang, tapi juga dari praktik dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Sistem

Setiap sistem hukum pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan civil law dan common law. Berikut ini adalah rangkuman kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem:

Civil Law

Kelebihan:

• Kepastian hukum yang lebih tinggi karena semua aturan sudah tertulis dengan jelas.
• Sistem yang lebih demokratis karena undang-undang dibuat oleh lembaga legislatif yang dipilih oleh rakyat.
• Proses peradilan yang lebih sederhana dan efisien.

Kekurangan:

• Kurang fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman dan kasus-kasus baru.
• Penafsiran undang-undang yang kaku bisa menyebabkan ketidakadilan.
• Kurang memberikan ruang bagi hakim untuk mempertimbangkan fakta-fakta unik dalam setiap kasus.

Common Law

Kelebihan:

• Fleksibilitas yang tinggi dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kasus-kasus baru.
• Lebih adil karena memberikan ruang bagi hakim untuk mempertimbangkan fakta-fakta unik dalam setiap kasus.
• Mendorong perkembangan hukum melalui putusan-putusan pengadilan yang inovatif.

Kekurangan:

• Ketidakpastian hukum yang lebih tinggi karena hukum bisa berubah sewaktu-waktu.
• Proses peradilan yang lebih kompleks dan mahal.
• Membutuhkan hakim yang berkualitas dan berpengalaman untuk membuat putusan yang adil dan tepat.

Kesimpulan

Nah, itu dia guys, pembahasan lengkap tentang perbedaan civil law dan common law. Semoga dengan penjelasan ini, kalian jadi lebih paham tentang kedua sistem hukum ini dan nggak bingung lagi ya. Intinya, civil law menekankan pada undang-undang tertulis, sementara common law menekankan pada putusan pengadilan. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, dan diterapkan di berbagai negara di seluruh dunia. Jadi, penting bagi kita untuk memahami kedua sistem ini agar kita bisa lebih memahami sistem hukum di negara kita sendiri maupun di negara lain.

Semoga artikel ini bermanfaat ya! Jangan ragu untuk bertanya kalau ada yang masih kurang jelas. Sampai jumpa di artikel berikutnya!