Contoh Soal PPh 21: Kasus Karyawan & Cara Menghitungnya

by ADMIN 56 views
Iklan Headers

Guys, kali ini kita akan membahas contoh soal perhitungan PPh 21, khususnya kasus yang dialami oleh Bambang, seorang pegawai di PT Candra Kirana (PT CK). Kasus ini cukup menarik karena melibatkan berbagai komponen perhitungan PPh 21 yang penting. Buat kalian yang lagi belajar akuntansi atau lagi pusing ngitung PPh 21, yuk simak pembahasannya sampai selesai!

Detail Kasus Bambang

Biar lebih jelas, mari kita rinci dulu detail kasusnya:

  • Nama: Bambang
  • Status: Menikah dan memiliki 1 anak
  • Jabatan: Pegawai di PT Candra Kirana (PT CK)
  • Gaji sebulan: Rp 20.000.000
  • Program BPJS Ketenagakerjaan: PT CK mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan yang mencakup:
    • Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
    • Premi Jaminan Kematian (JKM)

Nah, dari informasi ini, kita bisa mulai menghitung PPh 21 yang harus dibayar oleh Bambang setiap bulannya. Tapi, sebelum masuk ke perhitungan, kita pahami dulu yuk komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan PPh 21 ini.

Komponen Penting dalam Perhitungan PPh 21

Sebelum kita mulai menghitung PPh 21 Bambang, penting banget untuk memahami komponen-komponen yang akan kita gunakan. Komponen-komponen ini akan menjadi dasar perhitungan kita, jadi pastikan kalian paham ya!

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah dasar utama dalam perhitungan PPh 21. Dalam kasus Bambang, gaji pokoknya adalah Rp 20.000.000 per bulan. Gaji ini akan menjadi acuan awal untuk menghitung penghasilan bruto.

2. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)

PT CK mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, yang berarti ada premi JKK dan JKM yang dibayarkan. Premi ini juga termasuk dalam komponen penghasilan bruto. Tarif premi JKK dan JKM berbeda-beda tergantung pada tingkat risiko perusahaan. Untuk contoh soal ini, kita akan asumsikan tarifnya adalah:

  • JKK: 0,24% dari gaji
  • JKM: 0,30% dari gaji

Jadi, premi JKK dan JKM Bambang akan dihitung dari gaji pokoknya.

3. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT)

Selain JKK dan JKM, ada juga iuran Jaminan Hari Tua (JHT) yang biasanya ditanggung oleh karyawan dan perusahaan. Untuk kasus ini, kita asumsikan:

  • Iuran JHT karyawan: 2% dari gaji
  • Iuran JHT perusahaan: 3,7% dari gaji

Iuran JHT karyawan ini akan menjadi pengurang penghasilan bruto.

4. Biaya Jabatan

Biaya jabatan adalah biaya yang dianggap dikeluarkan oleh karyawan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya jabatan ini dihitung sebesar 5% dari penghasilan bruto, dengan batasan maksimal Rp 500.000 per bulan atau Rp 6.000.000 per tahun. Biaya jabatan ini akan mengurangi penghasilan bruto.

5. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

PTKP adalah jumlah penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Besaran PTKP berbeda-beda tergantung pada status perkawinan dan jumlah tanggungan. Untuk tahun 2024, berdasarkan PMK Nomor 168 Tahun 2023, PTKP untuk status menikah dengan 1 anak (K/1) adalah Rp 67.500.000 per tahun atau Rp 5.625.000 per bulan. PTKP ini akan mengurangi penghasilan neto untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP).

6. Tarif PPh 21

Tarif PPh 21 menggunakan tarif progresif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Tarifnya adalah sebagai berikut:

  • Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP):
    • 0% untuk PKP sampai dengan Rp 60.000.000
    • 15% untuk PKP di atas Rp 60.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000
    • 25% untuk PKP di atas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000
    • 30% untuk PKP di atas Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000.000
    • 35% untuk PKP di atas Rp 5.000.000.000

Dengan memahami komponen-komponen ini, kita siap untuk menghitung PPh 21 Bambang! Yuk, lanjut ke langkah perhitungannya.

Langkah-Langkah Perhitungan PPh 21 Bambang

Setelah kita memahami komponen-komponen penting dalam perhitungan PPh 21, sekarang saatnya kita praktikkan langsung ke kasus Bambang. Kita akan urai langkah-langkah perhitungannya secara detail biar kalian semua paham.

1. Menghitung Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah total penghasilan yang diterima Bambang sebelum dikurangi apapun. Komponen penghasilan bruto Bambang terdiri dari:

  • Gaji pokok: Rp 20.000.000
  • Premi JKK (0,24% x Rp 20.000.000): Rp 48.000
  • Premi JKM (0,30% x Rp 20.000.000): Rp 60.000

Total Penghasilan Bruto = Rp 20.000.000 + Rp 48.000 + Rp 60.000 = Rp 20.108.000

2. Menghitung Pengurangan Penghasilan Bruto

Pengurangan penghasilan bruto terdiri dari:

  • Biaya Jabatan (5% x Rp 20.108.000, maksimal Rp 500.000): Rp 500.000 (karena 5% dari Rp 20.108.000 adalah Rp 1.005.400, tapi dibatasi maksimal Rp 500.000)
  • Iuran JHT Karyawan (2% x Rp 20.000.000): Rp 400.000

Total Pengurangan Penghasilan Bruto = Rp 500.000 + Rp 400.000 = Rp 900.000

3. Menghitung Penghasilan Neto Sebulan

Penghasilan neto sebulan didapatkan dari penghasilan bruto dikurangi dengan total pengurangan penghasilan bruto.

Penghasilan Neto Sebulan = Rp 20.108.000 - Rp 900.000 = Rp 19.208.000

4. Menghitung Penghasilan Neto Setahun

Penghasilan neto setahun adalah penghasilan neto sebulan dikalikan 12.

Penghasilan Neto Setahun = Rp 19.208.000 x 12 = Rp 230.496.000

5. Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)

PKP didapatkan dari penghasilan neto setahun dikurangi dengan PTKP. Ingat, status Bambang adalah menikah dengan 1 anak (K/1), sehingga PTKP-nya adalah Rp 67.500.000.

PKP = Rp 230.496.000 - Rp 67.500.000 = Rp 162.996.000

6. Menghitung PPh 21 Terutang Setahun

Sekarang kita hitung PPh 21 terutang setahun dengan menggunakan tarif progresif:

  • 5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
  • 15% x (Rp 162.996.000 - Rp 60.000.000) = 15% x Rp 102.996.000 = Rp 15.449.400

Total PPh 21 Terutang Setahun = Rp 3.000.000 + Rp 15.449.400 = Rp 18.449.400

7. Menghitung PPh 21 Terutang Sebulan

PPh 21 terutang sebulan didapatkan dari PPh 21 terutang setahun dibagi 12.

PPh 21 Terutang Sebulan = Rp 18.449.400 / 12 = Rp 1.537.450

Jadi, PPh 21 yang harus dibayar oleh Bambang setiap bulannya adalah Rp 1.537.450. Gimana, guys? Lumayan kompleks kan perhitungannya? Tapi, dengan langkah-langkah yang jelas, semoga kalian jadi lebih paham ya.

Kesimpulan dan Tips Tambahan

Dari contoh soal ini, kita bisa lihat bahwa perhitungan PPh 21 melibatkan banyak komponen. Mulai dari gaji pokok, premi BPJS, iuran JHT, biaya jabatan, PTKP, hingga tarif pajak progresif. Kunci utama dalam menghitung PPh 21 adalah ketelitian dan pemahaman yang baik tentang peraturan perpajakan yang berlaku. Jangan sampai ada komponen yang terlewat atau salah hitung, ya!

Tips Tambahan:

  1. Selalu Update dengan Peraturan Terbaru: Peraturan perpajakan seringkali mengalami perubahan. Pastikan kalian selalu update dengan peraturan terbaru agar perhitungan PPh 21 kalian akurat.
  2. Gunakan Aplikasi atau Software Pajak: Untuk mempermudah perhitungan, kalian bisa menggunakan aplikasi atau software pajak yang banyak tersedia. Aplikasi ini biasanya sudah dilengkapi dengan fitur perhitungan PPh 21 otomatis.
  3. Konsultasi dengan Ahli Pajak: Jika kalian masih bingung atau ragu, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan ahli pajak. Mereka akan membantu kalian memahami perhitungan PPh 21 secara lebih mendalam.

Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian semua ya, guys! Jangan lupa untuk terus belajar dan berlatih agar semakin mahir dalam menghitung PPh 21. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!