Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli: Panduan Lengkap

Guys, pernah gak sih kalian mikir, apa sih sebenarnya komunikasi itu? Kita semua pasti berkomunikasi setiap hari, baik dengan teman, keluarga, atau bahkan orang asing. Tapi, apa sih definisi komunikasi yang benar-benar pas? Nah, kali ini kita bakal bedah definisi komunikasi menurut para ahli, biar kita makin paham seluk-beluknya. Jadi, siap-siap ya, kita mulai petualangan seru ini!

Memahami Esensi Komunikasi: Sebuah Pengantar

Definisi komunikasi menurut para ahli itu beragam, guys, tapi semuanya punya benang merah yang sama: proses penyampaian informasi. Intinya, komunikasi itu tentang bagaimana kita mengirimkan pesan dan bagaimana pesan itu diterima oleh orang lain. Gak cuma ngomong doang, komunikasi itu bisa berupa tulisan, gestur tubuh, ekspresi wajah, atau bahkan suara. Tujuan utamanya, supaya pesan yang kita sampaikan dimengerti oleh orang lain. Gampangannya, komunikasi itu kayak kita lagi ngirim paket. Kita sebagai pengirim, pesan sebagai paketnya, dan penerima sebagai orang yang menerima paket tersebut. Kalau paketnya sampai dengan selamat dan penerima ngerti isinya, berarti komunikasi kita berhasil. Tapi, kalau paketnya nyasar atau penerima gak ngerti isinya, berarti ada yang salah dalam proses komunikasinya.

Dalam dunia komunikasi, ada beberapa elemen penting yang perlu kita pahami. Pertama, ada pengirim (sender), yaitu orang atau pihak yang punya ide atau informasi yang ingin disampaikan. Kedua, ada pesan (message), yaitu informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim. Ketiga, ada saluran (channel), yaitu media atau cara pengirim menyampaikan pesan, misalnya lewat telepon, email, atau tatap muka. Keempat, ada penerima (receiver), yaitu orang atau pihak yang menerima pesan dari pengirim. Terakhir, ada umpan balik (feedback), yaitu respon atau tanggapan dari penerima terhadap pesan yang diterimanya. Umpan balik ini penting banget, guys, karena bisa memberi tahu pengirim apakah pesannya sudah dimengerti atau belum. Jadi, komunikasi itu bukan cuma satu arah, tapi dua arah atau bahkan lebih! Seru kan?

Kenapa sih penting banget memahami definisi komunikasi? Karena dengan memahami definisi komunikasi, kita bisa lebih efektif dalam berkomunikasi. Kita jadi tahu bagaimana cara menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dimengerti, serta bagaimana cara mendengarkan orang lain dengan baik. Dengan begitu, kita bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain, menghindari kesalahpahaman, dan mencapai tujuan komunikasi kita. Bayangin aja, kalau kita gak ngerti cara berkomunikasi yang baik, bisa-bisa kita salah paham terus sama orang lain, kan gak enak banget. Makanya, yuk kita simak definisi komunikasi dari beberapa ahli terkenal, biar kita makin jago dalam berkomunikasi!

Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli Terkemuka

1. Harold Lasswell: Siapa Mengatakan Apa, Melalui Saluran Apa, Kepada Siapa, Dengan Efek Apa?

Harold Lasswell, seorang ilmuwan politik terkenal, punya definisi komunikasi yang cukup sederhana tapi komprehensif. Menurut Lasswell, komunikasi itu adalah proses yang menjawab pertanyaan “Siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa?”. Gampangnya, Lasswell menekankan pada lima elemen penting dalam komunikasi: pengirim, pesan, saluran, penerima, dan efek.

• Siapa (Who): Mengacu pada pengirim pesan. Siapa yang menyampaikan pesan? Apa latar belakangnya? Apa tujuannya? Ini penting banget, guys, karena kredibilitas pengirim bisa memengaruhi bagaimana pesan diterima oleh penerima. Misalnya, kalau kita dapat informasi dari seorang ahli, kita cenderung lebih percaya daripada kalau kita dapat informasi dari orang yang tidak kita kenal.
• Mengatakan Apa (Says What): Mengacu pada isi atau pesan yang disampaikan. Pesan itu apa? Apa yang ingin disampaikan oleh pengirim? Pesan yang jelas dan mudah dimengerti akan lebih efektif daripada pesan yang bertele-tele dan membingungkan.
• Melalui Saluran Apa (In Which Channel): Mengacu pada media atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Apakah lewat telepon, email, media sosial, atau tatap muka? Pemilihan saluran yang tepat akan sangat memengaruhi efektivitas komunikasi. Misalnya, kalau kita mau menyampaikan berita penting, mungkin lebih baik lewat telepon atau tatap muka daripada lewat email.
• Kepada Siapa (To Whom): Mengacu pada penerima pesan. Siapa yang menerima pesan? Apa latar belakangnya? Apa yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas? Kita perlu menyesuaikan gaya bahasa dan isi pesan sesuai dengan penerima.
• Dengan Efek Apa (With What Effect): Mengacu pada dampak atau hasil dari komunikasi. Apa yang terjadi setelah pesan diterima? Apakah penerima memahami pesan? Apakah mereka mengubah perilaku atau sikap mereka? Efek ini yang paling penting, guys. Tujuan utama komunikasi adalah untuk mencapai efek yang diinginkan.

Definisi Lasswell ini menekankan bahwa komunikasi itu bukan hanya sekadar menyampaikan pesan, tapi juga tentang bagaimana pesan itu disampaikan dan diterima, serta dampaknya terhadap penerima. Jadi, kalau kalian mau jadi komunikator yang handal, jangan cuma fokus pada apa yang ingin kalian sampaikan, tapi juga perhatikan siapa yang kalian ajak bicara, bagaimana cara kalian menyampaikannya, dan apa efek yang kalian inginkan.

2. Shannon dan Weaver: Model Matematika Komunikasi

Claude Shannon dan Warren Weaver adalah dua ilmuwan yang mengembangkan model matematika komunikasi yang sangat berpengaruh. Model ini awalnya dikembangkan untuk memahami komunikasi dalam sistem teknologi, tapi kemudian diadopsi untuk memahami komunikasi manusia. Intinya, model ini melihat komunikasi sebagai proses pengiriman informasi dari pengirim ke penerima.

Model Shannon-Weaver ini terdiri dari beberapa elemen penting:

• Sumber Informasi (Information Source): Tempat asal pesan. Ini bisa berupa pikiran, ide, atau informasi yang ingin disampaikan.
• Pengirim (Transmitter): Orang atau alat yang mengubah pesan menjadi sinyal yang bisa dikirimkan. Misalnya, kalau kita ngomong, pengirimnya adalah mulut kita.
• Saluran (Channel): Media yang digunakan untuk mengirimkan sinyal. Contohnya, udara kalau kita ngomong langsung, atau kabel kalau kita telepon.
• Gangguan (Noise): Faktor-faktor yang bisa mengganggu pengiriman sinyal, misalnya suara bising, gangguan sinyal, atau salah paham.
• Penerima (Receiver): Orang atau alat yang mengubah sinyal menjadi pesan yang bisa dimengerti. Misalnya, telinga kita kalau kita mendengar langsung.
• Tujuan (Destination): Tempat tujuan pesan, yaitu penerima pesan.

Model Shannon-Weaver ini sangat berguna untuk memahami proses komunikasi secara umum. Model ini juga menyoroti pentingnya mengatasi gangguan (noise) dalam komunikasi. Gangguan bisa menyebabkan pesan terdistorsi atau bahkan tidak sampai ke penerima. Makanya, kita perlu berusaha untuk mengurangi gangguan dalam komunikasi, misalnya dengan memilih saluran yang tepat, menggunakan bahasa yang jelas, dan memastikan penerima memperhatikan pesan kita. Selain itu, model ini juga menekankan pentingnya umpan balik (feedback) dalam komunikasi. Umpan balik bisa membantu kita mengetahui apakah pesan kita sudah dimengerti atau belum. Jadi, jangan ragu untuk meminta umpan balik dari orang lain, ya!

3. David Berlo: SMCR (Source, Message, Channel, Receiver)

David Berlo mengembangkan model komunikasi yang dikenal dengan sebutan SMCR (Source, Message, Channel, Receiver). Model ini lebih menekankan pada faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi. Menurut Berlo, efektivitas komunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan pengirim, pesan, saluran, dan penerima.

• Sumber (Source): Berlo menekankan pentingnya keterampilan komunikasi (communication skills), sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), sistem sosial (social system), dan budaya (culture) dari pengirim. Keterampilan komunikasi meliputi kemampuan berbicara, menulis, mendengarkan, dan berpikir. Sikap meliputi kepercayaan diri, empati, dan keterbukaan. Pengetahuan meliputi pengetahuan tentang topik yang dibahas. Sistem sosial meliputi status sosial, peran, dan hubungan. Budaya meliputi nilai-nilai, norma, dan kepercayaan yang dianut.
• Pesan (Message): Berlo menekankan pentingnya struktur pesan, isi pesan, perlakuan, kode, dan elemen pesan. Struktur pesan meliputi bagaimana pesan diorganisir. Isi pesan meliputi informasi yang disampaikan. Perlakuan meliputi cara pesan disampaikan (misalnya, serius, santai, atau humoris). Kode meliputi bahasa, simbol, dan isyarat. Elemen pesan meliputi elemen visual (misalnya, gambar, warna) dan elemen auditori (misalnya, suara, musik).
• Saluran (Channel): Berlo menekankan pentingnya panca indera dalam komunikasi, misalnya penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Pemilihan saluran yang tepat akan sangat memengaruhi efektivitas komunikasi. Misalnya, kalau kita mau menyampaikan berita penting, mungkin lebih baik lewat telepon atau tatap muka daripada lewat email.
• Penerima (Receiver): Berlo menekankan pentingnya keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya dari penerima. Penerima juga perlu memiliki keterampilan yang sama dengan pengirim agar komunikasi bisa berjalan efektif.

Model SMCR ini sangat berguna untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita bisa meningkatkan kemampuan komunikasi kita. Misalnya, kita bisa meningkatkan keterampilan komunikasi kita dengan terus berlatih berbicara, menulis, dan mendengarkan. Kita juga bisa meningkatkan sikap kita dengan lebih terbuka, empati, dan percaya diri. Selain itu, kita bisa meningkatkan pengetahuan kita dengan terus belajar dan membaca. Dengan begitu, kita akan menjadi komunikator yang lebih efektif!

4. Frank E.X. Dance: Model Komunikasi Heliks

Frank E.X. Dance mengusulkan model komunikasi yang disebut model heliks. Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis dan terus berkembang. Heliks adalah bentuk tiga dimensi yang menyerupai spiral. Dance menggunakan heliks untuk menggambarkan bahwa komunikasi itu terus berubah seiring waktu. Komunikasi dimulai dari titik awal, kemudian terus bergerak dan berkembang seiring dengan pengalaman dan informasi baru yang diperoleh. Artinya, komunikasi tidak hanya berlangsung di satu arah, tetapi terus-menerus berputar dan berkembang.

Model heliks ini memiliki beberapa karakteristik penting:

• Kumulatif: Komunikasi bersifat kumulatif, artinya setiap pengalaman komunikasi membangun pengalaman sebelumnya. Pengalaman komunikasi masa lalu akan memengaruhi bagaimana kita berkomunikasi di masa depan.
• Progresif: Komunikasi bersifat progresif, artinya komunikasi terus berkembang dan berubah seiring waktu. Kita belajar dari pengalaman, sehingga cara kita berkomunikasi juga akan berubah.
• Multidimensional: Komunikasi bersifat multidimensional, artinya komunikasi melibatkan berbagai aspek, seperti pikiran, perasaan, dan perilaku.
• Tak Berulang: Model ini juga menekankan bahwa komunikasi itu tidak akan pernah persis sama. Setiap kali kita berkomunikasi, akan ada perbedaan, baik dalam hal pengirim, pesan, saluran, maupun penerima.

Model heliks ini membantu kita memahami bahwa komunikasi itu bukanlah proses yang statis, tetapi dinamis dan terus berkembang. Kita perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan dalam komunikasi. Kita juga perlu menyadari bahwa pengalaman komunikasi kita akan memengaruhi bagaimana kita berkomunikasi di masa depan. Dengan memahami model heliks, kita bisa menjadi komunikator yang lebih fleksibel dan adaptif.

Kesimpulan: Menjadi Komunikator Handal

Guys, dari penjelasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa definisi komunikasi itu banyak banget, ya! Tapi, semuanya punya benang merah yang sama: proses penyampaian dan penerimaan informasi. Para ahli punya pandangan yang berbeda-beda, tapi semuanya sepakat bahwa komunikasi itu penting banget dalam kehidupan kita. Dengan memahami definisi komunikasi menurut para ahli, kita bisa meningkatkan kemampuan komunikasi kita. Kita jadi tahu bagaimana cara menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dimengerti, serta bagaimana cara mendengarkan orang lain dengan baik. Dengan begitu, kita bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain, menghindari kesalahpahaman, dan mencapai tujuan komunikasi kita.

Jadi, mulai sekarang, yuk kita terus belajar dan berlatih berkomunikasi yang baik. Perhatikan siapa yang kita ajak bicara, bagaimana cara kita menyampaikan pesan, dan apa efek yang kita inginkan. Jangan lupa juga untuk terus belajar dari pengalaman. Semakin sering kita berkomunikasi, semakin mahir kita dalam berkomunikasi. Dengan begitu, kita bisa menjadi komunikator yang handal dan sukses dalam segala aspek kehidupan!

Semoga artikel ini bermanfaat ya, guys! Jangan ragu untuk mencoba berbagai tips dan trik di atas, dan jangan pernah berhenti belajar tentang komunikasi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!