Disposable Income: Pengertian Dan Cara Menghitungnya

by ADMIN 53 views
Iklan Headers

Hey guys, pernah denger istilah disposable income? Mungkin sebagian dari kalian udah familiar, tapi buat yang belum, yuk kita bahas tuntas! Soalnya, disposable income ini penting banget buat kita dalam mengatur keuangan pribadi. Nah, di artikel ini, kita bakal kupas habis tentang apa itu disposable income, kenapa penting, dan gimana cara menghitungnya. Jadi, simak terus ya!

Apa Itu Disposable Income?

Disposable income, atau dalam bahasa Indonesianya pendapatan sekali pakai, adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban wajib seperti pajak dan iuran wajib lainnya. Jadi, sederhananya, ini adalah uang yang benar-benar bisa kamu gunakan untuk keperluan konsumsi dan menabung.

Pentingnya Disposable Income

Disposable income ini penting banget karena mencerminkan daya beli seseorang. Semakin besar disposable income, semakin besar pula kemampuan seseorang untuk membeli barang dan jasa, serta untuk menabung dan berinvestasi. Sebaliknya, jika disposable income kecil, maka kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai tujuan keuangan juga akan terbatas.

Dalam skala makroekonomi, disposable income juga menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat konsumsi masyarakat. Pemerintah dan para pelaku bisnis seringkali menggunakan data disposable income untuk memprediksi tren konsumsi dan membuat kebijakan ekonomi yang tepat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disposable Income

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi besar kecilnya disposable income seseorang, di antaranya:

  • Pendapatan Bruto: Semakin besar pendapatan bruto (pendapatan sebelum pajak), biasanya disposable income juga akan semakin besar.
  • Pajak Penghasilan: Pajak penghasilan adalah salah satu faktor utama yang mengurangi disposable income. Semakin tinggi tarif pajak, semakin kecil disposable income yang diterima.
  • Iuran Wajib: Selain pajak, iuran wajib seperti iuran BPJS juga akan mengurangi disposable income.
  • Inflasi: Inflasi dapat menggerus daya beli disposable income. Meskipun pendapatan nominal tetap, namun jika harga barang dan jasa naik, maka kemampuan untuk membeli akan menurun.

Cara Menghitung Disposable Income

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting, yaitu cara menghitung disposable income. Rumusnya sebenarnya cukup sederhana:

Disposable Income = Pendapatan Bruto - Pajak Penghasilan - Iuran Wajib

Biar lebih jelas, yuk kita lihat contohnya:

Misalnya, kamu punya pendapatan bruto sebesar Rp10.000.000 per bulan. Kemudian, kamu harus membayar pajak penghasilan sebesar Rp1.000.000 dan iuran BPJS sebesar Rp200.000. Maka, disposable income kamu adalah:

Rp10.000.000 - Rp1.000.000 - Rp200.000 = Rp8.800.000

Jadi, disposable income kamu adalah Rp8.800.000. Uang inilah yang bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, keinginan, menabung, dan berinvestasi.

Contoh Lainnya

Biar makin paham, kita coba contoh lain ya. Misalnya, seorang karyawan memiliki pendapatan bruto Rp8.000.000 per bulan. Pajak penghasilan yang harus dibayarkan adalah Rp800.000 dan iuran BPJS adalah Rp160.000. Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Disposable Income = Rp8.000.000 - Rp800.000 - Rp160.000 = Rp7.040.000

Dengan demikian, disposable income karyawan tersebut adalah Rp7.040.000.

Tips Mengelola Disposable Income

Setelah tahu berapa disposable income kamu, langkah selanjutnya adalah mengelolanya dengan bijak. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  1. Buat Anggaran: Buatlah anggaran bulanan untuk mengetahui ke mana saja uangmu pergi. Alokasikan dana untuk kebutuhan pokok, cicilan, tabungan, investasi, dan hiburan.
  2. Prioritaskan Kebutuhan: Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Prioritaskan kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum memenuhi keinginan.
  3. Sisihkan untuk Tabungan dan Investasi: Idealnya, sisihkan minimal 10-20% dari disposable income untuk tabungan dan investasi. Ini penting untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjangmu.
  4. Hindari Utang Konsumtif: Utang konsumtif seperti kartu kredit bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Usahakan untuk tidak berutang jika tidak benar-benar diperlukan.
  5. Evaluasi Secara Berkala: Lakukan evaluasi anggaran secara berkala untuk melihat apakah ada pos pengeluaran yang bisa dihemat atau dialihkan.

Disposable Income vs. Pendapatan Lainnya

Mungkin ada yang bertanya, apa bedanya disposable income dengan pendapatan lainnya? Nah, biar nggak bingung, kita bahas sedikit perbedaan antara disposable income dengan beberapa jenis pendapatan lainnya.

Disposable Income vs. Gross Income (Pendapatan Kotor)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gross income atau pendapatan kotor adalah pendapatan sebelum dikurangi pajak dan iuran wajib. Jadi, disposable income adalah bagian dari gross income yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban tersebut.

Disposable Income vs. Discretionary Income (Pendapatan Bebas)

Discretionary income adalah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, dan lain-lain. Jadi, discretionary income adalah uang yang benar-benar bisa kamu gunakan untuk hal-hal yang sifatnya non-esensial, seperti hiburan, hobi, atau traveling. Disposable income lebih besar dari discretionary income karena masih mencakup pengeluaran untuk kebutuhan pokok.

Disposable Income vs. Nominal Income (Pendapatan Nominal)

Nominal income adalah pendapatan yang diukur dalam nilai uang saat ini, tanpa memperhitungkan inflasi. Sedangkan, real disposable income adalah disposable income yang telah disesuaikan dengan inflasi. Jadi, real disposable income lebih akurat dalam menggambarkan daya beli seseorang karena sudah memperhitungkan perubahan harga barang dan jasa.

Mengapa Disposable Income Penting?

Disposable income itu penting banget, guys! Kenapa? Karena ini adalah indikator utama dari kemampuan finansial kita. Dengan mengetahui disposable income, kita bisa:

  • Merencanakan Keuangan dengan Lebih Baik: Kita bisa membuat anggaran yang realistis dan mengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan dan tujuan keuangan.
  • Mengambil Keputusan Keuangan yang Tepat: Kita bisa mempertimbangkan kemampuan finansial kita sebelum mengambil keputusan penting seperti membeli rumah, mobil, atau berinvestasi.
  • Mencapai Tujuan Keuangan: Dengan mengelola disposable income dengan bijak, kita bisa mencapai tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, seperti membeli rumah, mempersiapkan dana pensiun, atau menyekolahkan anak.
  • Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan disposable income yang cukup, kita bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan layak, menikmati hiburan, dan mengembangkan diri.

Kesimpulan

Nah, itu dia pembahasan lengkap tentang disposable income. Jadi, disposable income adalah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi pajak dan iuran wajib. Ini adalah uang yang benar-benar bisa kita gunakan untuk konsumsi, menabung, dan berinvestasi. Disposable income penting banget karena mencerminkan daya beli kita dan membantu kita dalam merencanakan keuangan dengan lebih baik. So, mulai sekarang, yuk kita hitung dan kelola disposable income kita dengan bijak agar bisa mencapai tujuan keuangan dan meningkatkan kualitas hidup!

Semoga artikel ini bermanfaat ya, guys! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik tentang disposable income, jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel berikutnya!