Disposable Income: Pengertian Dan Cara Menghitungnya!

by ADMIN 54 views
Iklan Headers

Hey guys, pernah denger istilah disposable income? Mungkin sebagian dari kalian udah familiar, tapi ada juga yang baru pertama kali denger. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang disposable income. Mulai dari pengertian, cara menghitung, sampai kenapa disposable income ini penting buat kita. So, stay tuned!

Apa Itu Disposable Income?

Okay, mari kita mulai dari dasar. Disposable income, atau dalam bahasa Indonesianya pendapatan disposabel, itu sederhananya adalah uang yang bener-bener bisa kita pakai buat belanja, nabung, atau investasi setelah dikurangi pajak dan kewajiban lainnya. Jadi, ini adalah uang yang bener-bener ada di tangan kita setelah semua urusan sama negara selesai.

Dalam perhitungan ekonomi, disposable income ini jadi salah satu indikator penting buat ngukur kemampuan konsumen dalam membelanjakan uangnya. Kenapa? Karena disposable income ini mencerminkan daya beli masyarakat. Semakin besar disposable income seseorang atau suatu negara, semakin besar juga potensi mereka buat konsumsi barang dan jasa. Ini penting banget buat pertumbuhan ekonomi.

Biar lebih jelas, bayangin gini: kamu punya gaji bulanan Rp10 juta. Tapi, setelah dipotong pajak penghasilan (PPh) dan iuran lainnya, uang yang kamu terima cuma Rp8 juta. Nah, Rp8 juta inilah yang disebut disposable income kamu. Jadi, uang inilah yang bisa kamu atur buat kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan, nabung, atau bahkan buat jajan kopi kekinian.

Kenapa Disposable Income Penting?

Disposable income ini penting banget, guys, bukan cuma buat kita secara pribadi, tapi juga buat ekonomi secara keseluruhan. Ini beberapa alasannya:

  1. Buat Individu:

    • Perencanaan Keuangan: Dengan tahu berapa disposable income, kita bisa lebih mudah merencanakan keuangan. Kita jadi tahu berapa uang yang bisa kita alokasikan buat kebutuhan pokok, hiburan, tabungan, dan investasi.
    • Pengambilan Keputusan Keuangan: Disposable income juga membantu kita dalam mengambil keputusan keuangan yang lebih baik. Misalnya, saat mau beli barang atau ngambil cicilan, kita bisa pertimbangkan apakah disposable income kita cukup buat nanggung pengeluaran tersebut.
    • Kualitas Hidup: Dengan disposable income yang cukup, kita bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih baik, bahkan bisa menikmati hal-hal yang kita inginkan. Ini tentu berpengaruh positif sama kualitas hidup kita.

  2. Buat Ekonomi:

    • Indikator Daya Beli: Seperti yang udah disebut di awal, disposable income adalah indikator penting buat ngukur daya beli masyarakat. Semakin tinggi disposable income, semakin tinggi juga daya beli masyarakat.
    • Pengaruh ke Konsumsi: Daya beli yang tinggi tentu bakal mendorong konsumsi. Kalau konsumsi meningkat, bisnis juga bakal berkembang, dan akhirnya ekonomi juga ikut tumbuh.
    • Kebijakan Pemerintah: Pemerintah juga seringkali menggunakan data disposable income buat ngerancang kebijakan ekonomi. Misalnya, kebijakan terkait pajak atau bantuan sosial.

Jadi, disposable income ini bukan cuma sekadar angka, tapi punya dampak yang luas. Dari mulai keuangan pribadi kita, sampai ke perekonomian negara.

Cara Menghitung Disposable Income

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting: cara menghitung disposable income. Sebenarnya, rumusnya cukup sederhana kok.

Secara garis besar, disposable income dihitung dengan cara mengurangi personal income dengan pajak penghasilan (PPh) dan iuran wajib lainnya. Jadi, rumusnya gini:

Disposable Income = Personal Income - Pajak Penghasilan - Iuran Wajib

Yuk, kita bedah satu-satu komponennya:

1. Personal Income

Personal income adalah total pendapatan yang diterima seseorang dalam periode waktu tertentu (biasanya bulanan atau tahunan). Pendapatan ini bisa berasal dari berbagai sumber, di antaranya:

  • Gaji atau Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang yang bekerja sebagai karyawan.
  • Pendapatan Usaha: Buat kalian yang punya bisnis sendiri, pendapatan usaha juga termasuk dalam personal income.
  • Investasi: Pendapatan dari investasi, seperti dividen saham, bunga deposito, atau keuntungan dari properti juga masuk ke personal income.
  • Pendapatan Lain-lain: Ada juga pendapatan lain-lain yang bisa masuk ke personal income, misalnya uang sewa, royalti, atau hadiah.

Jadi, personal income ini adalah total semua pendapatan yang masuk ke kantong kita sebelum dipotong apa pun.

2. Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak penghasilan atau PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan kita. Besaran PPh ini bervariasi, tergantung pada jumlah penghasilan dan aturan perpajakan yang berlaku. Di Indonesia, PPh dihitung berdasarkan tarif progresif, artinya semakin besar penghasilan, semakin besar juga persentase pajak yang harus dibayar.

3. Iuran Wajib

Selain pajak penghasilan, ada juga iuran wajib lain yang biasanya dipotong dari gaji kita. Contohnya:

  • Iuran BPJS Kesehatan: Ini adalah iuran wajib yang harus dibayarkan buat jaminan kesehatan.
  • Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Iuran ini meliputi jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian.
  • Iuran Pensiun: Beberapa perusahaan juga punya program pensiun yang mengharuskan karyawannya membayar iuran.

Iuran-iuran wajib ini penting buat kita, karena memberikan perlindungan sosial dan finansial di masa depan. Tapi, iuran ini juga mengurangi jumlah disposable income kita.

Contoh Perhitungan Disposable Income

Biar lebih kebayang, yuk kita coba hitung disposable income dengan contoh kasus:

Misalnya, Budi adalah seorang karyawan dengan gaji bulanan Rp10 juta. Setiap bulan, Budi harus membayar:

  • Pajak Penghasilan (PPh): Rp500 ribu
  • Iuran BPJS Kesehatan: Rp100 ribu
  • Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Rp200 ribu

Maka, disposable income Budi bisa dihitung sebagai berikut:

Disposable Income = Personal Income - Pajak Penghasilan - Iuran Wajib

Disposable Income = Rp10.000.000 - Rp500.000 - Rp100.000 - Rp200.000

Disposable Income = Rp9.200.000

Jadi, disposable income Budi adalah Rp9.200.000 per bulan. Uang inilah yang bisa Budi gunakan buat memenuhi kebutuhan hidup, menabung, atau berinvestasi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disposable Income

Disposable income seseorang atau suatu negara bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Ini beberapa di antaranya:

  1. Pendapatan: Faktor yang paling jelas adalah pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi juga potensi disposable income-nya. Tapi, ini juga tergantung sama besaran pajak dan iuran yang harus dibayar.

  2. Pajak: Kebijakan pajak punya pengaruh besar sama disposable income. Kalau pemerintah menaikkan tarif pajak, disposable income masyarakat bisa berkurang, begitu juga sebaliknya.

  3. Inflasi: Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Kalau inflasi tinggi, daya beli masyarakat bisa menurun, meskipun pendapatan mereka tetap sama. Ini karena uang yang mereka punya jadi kurang nilainya.

  4. Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi bisa menurunkan disposable income secara keseluruhan. Karena semakin banyak orang yang nggak punya pekerjaan, semakin sedikit juga pendapatan yang dihasilkan.

  5. Kebijakan Pemerintah: Selain pajak, kebijakan pemerintah lain juga bisa mempengaruhi disposable income. Misalnya, kebijakan terkait upah minimum, subsidi, atau bantuan sosial.

Tips Meningkatkan Disposable Income

Siapa sih yang nggak mau disposable income-nya meningkat? Dengan disposable income yang lebih besar, kita bisa lebih leluasa mengatur keuangan dan mencapai tujuan finansial kita. Nah, ini beberapa tips yang bisa kalian coba buat meningkatkan disposable income:

  1. Tingkatkan Pendapatan:

    • Cari Penghasilan Tambahan: Kalian bisa coba cari pekerjaan sampingan, freelance, atau mulai bisnis kecil-kecilan.
    • Naik Jabatan atau Promosi: Kalau kalian karyawan, coba tingkatkan kinerja kalian biar bisa naik jabatan atau dapat promosi.
    • Investasi: Investasi bisa jadi sumber pendapatan pasif yang lumayan. Tapi, ingat buat pilih investasi yang sesuai sama profil risiko kalian.

  2. Kurangi Pengeluaran:

    • Buat Anggaran: Dengan buat anggaran, kalian bisa tahu ke mana aja uang kalian pergi dan di mana kalian bisa berhemat.
    • Kurangi Pengeluaran yang Nggak Penting: Coba identifikasi pengeluaran yang sebenarnya nggak terlalu penting dan bisa dikurangi. Misalnya, langganan streaming yang jarang ditonton atau jajan kopi setiap hari.
    • Cari Alternatif yang Lebih Murah: Misalnya, masak sendiri daripada beli makan di luar, atau cari transportasi yang lebih hemat.

  3. Kelola Utang dengan Bijak:

    • Hindari Utang Konsumtif: Utang konsumtif, seperti utang kartu kredit buat belanja barang-barang yang nggak penting, bisa menggerogoti disposable income kalian.
    • Lunasi Utang Secepatnya: Kalau punya utang, usahakan buat melunasinya secepatnya. Semakin cepat lunas, semakin sedikit bunga yang harus kalian bayar.
    • Refinancing: Kalau punya utang dengan bunga tinggi, kalian bisa coba refinancing buat dapat bunga yang lebih rendah.

Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan disposable income kalian bisa meningkat dan kalian bisa lebih sejahtera secara finansial.

Kesimpulan

Okay guys, itu tadi pembahasan lengkap tentang disposable income. Jadi, disposable income itu adalah uang yang bener-bener ada di tangan kita setelah dikurangi pajak dan iuran wajib. Disposable income ini penting banget, bukan cuma buat perencanaan keuangan pribadi, tapi juga buat ekonomi secara keseluruhan.

Dengan memahami disposable income dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan finansial yang tepat. Jangan lupa juga buat terus berusaha meningkatkan disposable income kita, biar kita bisa mencapai tujuan finansial kita dan hidup lebih sejahtera.

Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian semua! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!