Kapan Pakai Was Dan Were? Panduan Lengkap & Mudah!

Hi guys! Pernah bingung nggak sih kapan harus pakai was dan kapan pakai were dalam kalimat bahasa Inggris? Tenang, kamu nggak sendirian kok! Banyak banget yang merasa kesulitan membedakan keduanya. Padahal, memahami perbedaan were dan was ini penting banget untuk membuat kalimat yang gramatikal dan mudah dipahami. Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas perbedaan were dan was dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Dijamin deh, setelah baca ini, kamu nggak bakal ketuker-tuker lagi!

Apa Itu Was dan Were?

Sebelum membahas lebih jauh perbedaannya, kenalan dulu yuk dengan was dan were. Keduanya adalah bentuk lampau (past tense) dari kata kerja bantu (auxiliary verb) to be. Kata kerja bantu to be ini punya banyak bentuk, tergantung pada tenses dan subjeknya. Bentuk present tense-nya adalah am, is, dan are. Nah, was dan were ini adalah bentuk lampaunya, yang digunakan untuk menyatakan kejadian atau keadaan di masa lalu.

Was dan Were: Bentuk Lampau dari To Be

Dalam grammar bahasa Inggris, was dan were merupakan bentuk lampau (past tense) dari kata kerja bantu to be. Fungsi utama to be adalah menghubungkan subjek dengan predikat dalam sebuah kalimat. Predikat ini bisa berupa kata benda (noun), kata sifat (adjective), atau keterangan (adverb). Dengan kata lain, to be membantu memberikan informasi atau deskripsi tentang subjek kalimat. Memahami fungsi dasar to be ini sangat penting untuk memahami perbedaan was dan were. Tanpa pemahaman yang kuat tentang peran to be, kita akan kesulitan menentukan kapan menggunakan was dan kapan menggunakan were. Jadi, pastikan kamu benar-benar memahami konsep ini sebelum melanjutkan ke pembahasan selanjutnya, guys. Jangan ragu untuk mencari sumber lain atau bertanya jika ada yang kurang jelas ya! Karena fondasi yang kuat akan mempermudah kita dalam belajar grammar bahasa Inggris lebih lanjut.

Fungsi Utama Was dan Were dalam Kalimat

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, was dan were berfungsi sebagai kata kerja bantu yang menghubungkan subjek dengan predikat. Tapi, fungsi was dan were nggak cuma itu aja lho! Keduanya juga bisa digunakan untuk membentuk kalimat past continuous tense. Kalimat past continuous tense digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang sedang berlangsung di masa lalu. Misalnya, "I was watching TV when you called" (Saya sedang menonton TV ketika kamu menelepon). Dalam kalimat ini, was watching menunjukkan bahwa kegiatan menonton TV sedang berlangsung ketika kejadian lain (kamu menelepon) terjadi. Selain itu, was dan were juga sering digunakan dalam kalimat pasif (passive voice) dalam bentuk lampau. Kalimat pasif digunakan untuk menekankan objek daripada subjek. Misalnya, "The cake was eaten by my brother" (Kue itu dimakan oleh saudara laki-laki saya). Dalam kalimat ini, fokusnya adalah pada kue yang dimakan, bukan pada siapa yang memakannya. Jadi, was dan were punya peran yang cukup penting dalam berbagai struktur kalimat bahasa Inggris. Memahami fungsi-fungsi ini akan membantu kita menggunakan was dan were dengan tepat dan percaya diri.

Perbedaan Utama: Subjek Tunggal vs. Jamak

Nah, sekarang kita masuk ke inti pembahasan, yaitu perbedaan utama antara was dan were. Perbedaan mendasarnya terletak pada subjek kalimatnya.

• Was digunakan untuk subjek tunggal (singular) dan kata ganti orang pertama tunggal (I) dan orang ketiga tunggal (he, she, it). Contohnya: I was happy, She was tired, The cat was sleeping.
• Were digunakan untuk subjek jamak (plural) dan kata ganti orang kedua (you), orang pertama jamak (we), dan orang ketiga jamak (they). Contohnya: You were late, We were at the beach, They were playing football.

Subjek Tunggal dan Penggunaan Was

Guys, ingat baik-baik ya, was itu sahabatnya subjek tunggal! Subjek tunggal itu apa aja sih? Subjek tunggal adalah subjek yang merujuk pada satu orang, satu benda, atau satu konsep. Contohnya, I (saya), he (dia laki-laki), she (dia perempuan), it (itu), the cat (kucing itu), my mother (ibu saya), dan lain sebagainya. Jadi, kalau subjek kalimatmu itu tunggal, otomatis kamu harus pakai was. Misalnya, kamu mau bilang "Saya senang kemarin", maka kalimat yang tepat adalah "I was happy yesterday". Atau, kalau kamu mau bilang "Dia (perempuan) sangat cantik", maka kalimatnya jadi "She was very beautiful". Gampang kan? Intinya, kalau cuma satu, pakainya was! Selain subjek yang berupa kata ganti orang (I, he, she, it), subjek tunggal juga bisa berupa kata benda tunggal (singular noun). Contohnya, the book was interesting, the car was expensive, the weather was nice. Dalam contoh-contoh ini, book, car, dan weather adalah kata benda tunggal, sehingga kita menggunakan was. Jadi, perhatikan baik-baik subjek kalimatmu ya, guys! Kalau tunggal, langsung deh pakai was tanpa ragu-ragu.

Subjek Jamak dan Penggunaan Were

Nah, setelah paham kapan pakai was, sekarang giliran kita bahas were. Kebalikan dari was, were digunakan untuk subjek jamak atau plural. Subjek jamak berarti subjek yang merujuk pada lebih dari satu orang, benda, atau konsep. Contohnya, we (kami), you (kamu), they (mereka), the cats (kucing-kucing itu), my parents (orang tua saya), dan lain-lain. Jadi, kalau subjek kalimatmu jamak, otomatis kamu harus pakai were. Misalnya, kamu mau bilang "Kami sangat lelah", maka kalimat yang tepat adalah "We were very tired". Atau, kalau kamu mau bilang "Mereka sedang bermain bola", maka kalimatnya jadi "They were playing football". Selain kata ganti orang jamak (we, you, they), subjek jamak juga bisa berupa kata benda jamak (plural noun). Contohnya, the books were interesting, the cars were expensive, the students were happy. Dalam contoh-contoh ini, books, cars, dan students adalah kata benda jamak, sehingga kita menggunakan were. Satu hal yang perlu diingat adalah kata you (kamu) selalu menggunakan were, meskipun merujuk pada satu orang. Misalnya, "You were right" (Kamu benar). Jadi, jangan sampai ketukar ya, guys! Kalau subjeknya jamak, ingat selalu pakai were.

Pengecualian: Penggunaan Were dalam Kalimat Pengandaian

Ada satu pengecualian penting yang perlu kamu tahu, yaitu penggunaan were dalam kalimat pengandaian (conditional sentences) tipe kedua. Dalam kalimat pengandaian tipe kedua, were digunakan untuk semua subjek, baik tunggal maupun jamak. Kalimat pengandaian tipe kedua digunakan untuk menyatakan situasi yang tidak nyata atau tidak mungkin terjadi di masa sekarang atau masa depan.

Contoh:

• If I were a bird, I would fly around the world (Jika saya adalah seekor burung, saya akan terbang keliling dunia).
• If she were rich, she would buy a big house (Jika dia kaya, dia akan membeli rumah besar).

Kalimat Pengandaian Tipe Kedua: Kapan dan Mengapa Menggunakan Were?

Kalimat pengandaian tipe kedua, atau yang sering disebut juga second conditional, adalah salah satu jenis kalimat pengandaian yang penting dalam bahasa Inggris. Guys, kalimat ini digunakan untuk membicarakan situasi yang tidak nyata, tidak mungkin, atau hanya berupa khayalan di masa sekarang atau masa depan. Jadi, kita sedang berandai-andai tentang sesuatu yang kemungkinan besar nggak akan terjadi. Struktur dasar kalimat pengandaian tipe kedua adalah: If + simple past tense, would + base form of verb. Nah, di bagian if clause (klausa yang diawali dengan if), kita menggunakan simple past tense. Inilah kenapa were sering muncul dalam kalimat pengandaian tipe kedua, meskipun subjeknya tunggal. Ingat, dalam kalimat pengandaian tipe kedua, were digunakan untuk semua subjek, tanpa terkecuali. Kenapa begitu? Karena kita sedang membicarakan sesuatu yang tidak nyata, jadi kita menggunakan bentuk lampau sebagai penanda bahwa situasinya hipotetis atau tidak sebenarnya. Misalnya, "If I were the president, I would lower taxes" (Jika saya adalah presiden, saya akan menurunkan pajak). Jelas kan, kemungkinan besar saya nggak akan jadi presiden, jadi ini cuma khayalan. Penggunaan were di sini menunjukkan bahwa kita sedang berandai-andai tentang sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Jadi, jangan bingung lagi ya kalau ketemu were dalam kalimat pengandaian tipe kedua, meskipun subjeknya I, he, she, atau it. Ini memang pengecualian yang perlu diingat!

Contoh Kalimat Pengandaian dengan Were

Biar makin jelas, yuk kita lihat beberapa contoh kalimat pengandaian tipe kedua yang menggunakan were:

• "If I were you, I would apologize to her" (Jika saya jadi kamu, saya akan meminta maaf padanya). Dalam kalimat ini, jelas nggak mungkin saya jadi kamu, kan? Ini cuma saran yang diungkapkan dalam bentuk pengandaian.
• "If he were taller, he could be a basketball player" (Jika dia lebih tinggi, dia bisa menjadi pemain basket). Kalimat ini mengandaikan tentang tinggi badan seseorang yang mungkin tidak bisa diubah lagi.
• "If she were more confident, she would get the job" (Jika dia lebih percaya diri, dia akan mendapatkan pekerjaan itu). Ini adalah pengandaian tentang kepercayaan diri seseorang yang mungkin kurang.
• "If it were to rain tomorrow, we would stay at home" (Jika besok hujan, kita akan tinggal di rumah). Kalimat ini mengandaikan tentang kemungkinan hujan yang belum pasti terjadi. Dari contoh-contoh ini, kita bisa lihat bahwa were digunakan untuk semua subjek dalam kalimat pengandaian tipe kedua, karena kita sedang membicarakan situasi yang tidak nyata atau tidak mungkin terjadi. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan were dalam kalimat pengandaian tipe kedua ya, guys! Ini adalah salah satu aturan penting dalam grammar bahasa Inggris yang perlu kamu kuasai. Dengan memahami aturan ini, kamu akan semakin mahir dalam membuat kalimat bahasa Inggris yang benar dan tepat.

Kapan Menggunakan Was dan Were: Rangkuman Singkat

Biar makin gampang diingat, ini dia rangkuman singkat kapan harus pakai was dan kapan harus pakai were:

• Was: Subjek tunggal (I, he, she, it)
• Were: Subjek jamak (you, we, they) dan dalam kalimat pengandaian tipe kedua untuk semua subjek.

Tips Mudah Mengingat Perbedaan Was dan Were

Guys, kadang aturan grammar memang bisa bikin pusing ya. Tapi, tenang aja, ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan untuk lebih mudah mengingat perbedaan was dan were. Tips pertama, coba ingat bahwa was itu pendek, cuma tiga huruf, jadi cocok untuk subjek yang juga