Membedah Rumusan Masalah Penelitian Kualitatif Ekonomi: Panduan Tugas 1

Hai, guys! Kali ini kita akan membahas tuntas tentang rumusan masalah dalam penelitian kualitatif, khususnya untuk bidang ekonomi. Ini penting banget, lho, karena rumusan masalah adalah fondasi dari penelitianmu. Ibaratnya, kalau rumahmu pondasinya nggak kuat, ya roboh, kan? Nah, di tugas praktik 1 ini, kalian, para mahasiswa, akan belajar merumuskan masalah penelitian. Yuk, simak panduan lengkapnya agar tugas kalian makin ciamik!

Memahami Esensi Rumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif

Rumusan masalah adalah pernyataan yang jelas dan terfokus tentang apa yang ingin kamu teliti. Ini bukan sekadar pertanyaan, tapi juga penuntun arah penelitianmu. Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah bersifat lebih fleksibel dan eksploratif dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Kita nggak mencari jawaban pasti seperti 1 + 1 = 2, melainkan berusaha memahami fenomena secara mendalam, menggali makna, dan menemukan pola-pola yang menarik. Ingat, guys, penelitian kualitatif itu tentang “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya “berapa”.

Kenapa rumusan masalah itu krusial? Pertama, ini menjadi landasan untuk menentukan tujuan penelitianmu. Dari rumusan masalah, kamu bisa merumuskan apa yang ingin kamu capai dalam penelitian. Kedua, rumusan masalah membantumu memfokuskan penelitian. Bayangkan, kalau kamu nggak punya rumusan masalah yang jelas, penelitianmu bisa melebar ke mana-mana dan akhirnya malah nggak fokus. Ketiga, rumusan masalah memandu pemilihan metode penelitian yang tepat. Apakah kamu akan menggunakan wawancara, observasi, atau studi dokumen? Semuanya akan mengacu pada rumusan masalahmu. Terakhir, rumusan masalah membantu dalam menyusun kerangka teori dan konsep yang relevan. Jadi, rumusan masalah yang baik akan mempermudah seluruh proses penelitianmu.

Dalam konteks ekonomi, rumusan masalah penelitian kualitatif bisa sangat beragam. Misalnya, kamu tertarik dengan dampak kebijakan pemerintah terhadap UMKM, perilaku konsumen dalam membeli produk lokal, atau efektivitas program bantuan sosial. Pilihlah topik yang menarik minatmu dan relevan dengan isu-isu ekonomi yang sedang hangat dibicarakan. Ingat, rumusan masalah yang baik adalah yang spesifik, terukur, relevan, dan memiliki batasan waktu. Jangan sampai rumusan masalahmu terlalu luas sehingga sulit untuk dijawab dalam penelitian.

Contoh: Daripada merumuskan “Bagaimana dampak inflasi terhadap perekonomian?”, lebih baik merumuskan “Bagaimana persepsi pedagang pasar tradisional terhadap kenaikan harga bahan pokok akibat inflasi?”. Lebih spesifik, kan? Atau, daripada “Apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan investasi?”, lebih baik “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan startup teknologi di Indonesia?”. Dengan begitu, penelitianmu akan lebih terarah dan memberikan hasil yang lebih mendalam.

Tahapan Merumuskan Masalah Penelitian Kualitatif: Langkah Demi Langkah

Oke, sekarang kita masuk ke tahapannya, guys! Proses merumuskan masalah penelitian kualitatif memang butuh ketelitian dan pemikiran yang matang. Tapi, jangan khawatir, saya akan memandu kalian langkah demi langkah.

1. Identifikasi Area Minat: Langkah pertama adalah menemukan area atau topik yang menarik minatmu. Mungkin kamu punya pengalaman pribadi, baca berita, atau diskusi dengan teman yang memicu ketertarikanmu terhadap suatu isu ekonomi. Contohnya, kamu tertarik dengan isu kemiskinan di daerahmu, dampak pandemi terhadap sektor pariwisata, atau perkembangan ekonomi digital. Pilihlah topik yang benar-benar kamu kuasai dan ingin ketahui lebih dalam.

2. Lakukan Studi Pendahuluan: Setelah menentukan area minat, langkah selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan. Ini bisa berupa membaca artikel ilmiah, laporan penelitian, berita, atau melakukan observasi awal di lapangan. Tujuannya adalah untuk memahami lebih jauh tentang topik yang kamu pilih. Cari tahu apa saja yang sudah diketahui, apa yang belum diketahui, dan apa saja isu-isu penting yang perlu diteliti lebih lanjut. Studi pendahuluan ini akan membantumu mempersempit fokus dan menemukan celah penelitian yang menarik.

3. Rumuskan Pertanyaan Penelitian Awal: Berdasarkan studi pendahuluan, rumuskan beberapa pertanyaan penelitian awal. Pertanyaan ini masih bersifat umum dan belum terlalu spesifik. Misalnya, “Bagaimana dampak pandemi terhadap pendapatan pedagang kaki lima?”, “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk ramah lingkungan?”, atau “Bagaimana strategi pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi “benih” dari rumusan masalahmu.

4. Persempit dan Perjelas Pertanyaan Penelitian: Setelah memiliki pertanyaan penelitian awal, sekarang saatnya untuk mempersempit dan memperjelasnya. Evaluasi kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apakah terlalu luas? Apakah terlalu umum? Apakah terlalu mudah dijawab? Jika ya, maka kamu perlu mempersempit dan memperjelasnya. Misalnya, dari pertanyaan “Bagaimana dampak pandemi terhadap pendapatan pedagang kaki lima?”, kamu bisa memperjelasnya menjadi “Bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kawasan wisata Kota Bandung?” Semakin spesifik, semakin baik.

5. Rumuskan Rumusan Masalah yang Jelas dan Terfokus: Setelah mempersempit dan memperjelas pertanyaan penelitian, sekarang saatnya untuk merumuskan rumusan masalah yang jelas dan terfokus. Rumusan masalah harus berupa pernyataan yang mengungkapkan apa yang ingin kamu teliti. Hindari penggunaan pertanyaan dalam rumusan masalah. Misalnya, “Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pandemi COVID-19 terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kawasan wisata Kota Bandung, dengan fokus pada perubahan perilaku konsumen, strategi adaptasi pedagang, dan dukungan pemerintah.” Perhatikan bahwa rumusan masalah ini sudah jelas, terfokus, dan mencakup beberapa aspek yang akan diteliti.

6. Uji Coba dan Revisi: Terakhir, uji coba rumusan masalahmu dengan melakukan diskusi dengan dosen, teman, atau ahli di bidang ekonomi. Minta masukan dan saran dari mereka. Apakah rumusan masalahmu sudah jelas? Apakah sudah terfokus? Apakah relevan dengan topik yang kamu pilih? Jika ada masukan, jangan ragu untuk merevisi rumusan masalahmu. Proses ini penting untuk memastikan bahwa rumusan masalahmu benar-benar berkualitas dan layak untuk diteliti.

Contoh Rumusan Masalah dalam Berbagai Konteks Ekonomi

Yuk, kita lihat beberapa contoh rumusan masalah dalam berbagai konteks ekonomi. Ini bisa menjadi inspirasi untuk tugas praktikmu, guys!

1. UMKM dan Dampak Kebijakan Pemerintah:

• Rumusan Masalah: “Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan relaksasi pajak terhadap kinerja UMKM sektor makanan dan minuman di wilayah Jakarta, dengan fokus pada perubahan omzet penjualan, tingkat produksi, dan penyerapan tenaga kerja.”

2. Perilaku Konsumen dan Produk Lokal:

• Rumusan Masalah: “Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk kerajinan tangan lokal di platform e-commerce, dengan fokus pada persepsi kualitas, harga, promosi, dan kepercayaan terhadap penjual.”

3. Ekonomi Digital dan Startup:

• Rumusan Masalah: “Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi strategi pemasaran digital yang efektif dalam meningkatkan brand awareness dan loyalitas pelanggan pada perusahaan startup teknologi finansial (fintech) di Indonesia, dengan fokus pada penggunaan media sosial, content marketing, dan influencer marketing.”

4. Sektor Pariwisata dan Dampak Pandemi:

• Rumusan Masalah: