Merumuskan Masalah Penelitian Kualitatif: Panduan Lengkap

by ADMIN 58 views

Hey guys! Dalam dunia penelitian, khususnya penelitian kualitatif, merumuskan masalah adalah langkah awal yang super penting. Kalau masalahnya nggak jelas, penelitiannya juga bisa jadi ke mana-mana. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas gimana caranya merumuskan masalah penelitian kualitatif, khususnya buat kalian yang lagi ngerjain tugas praktek atau baru mau mulai terjun ke dunia penelitian. Yuk, simak!

Apa itu Penelitian Kualitatif?

Sebelum kita masuk ke cara merumuskan masalah, ada baiknya kita pahami dulu apa itu penelitian kualitatif. Singkatnya, penelitian kualitatif itu jenis penelitian yang fokus pada pemahaman mendalam tentang suatu fenomena. Jadi, bukan cuma sekadar ngitung angka atau statistik, tapi lebih ke menggali makna, persepsi, dan pengalaman orang-orang terkait fenomena tersebut.

Penelitian kualitatif ini sering banget dipakai dalam ilmu sosial, humaniora, dan bidang-bidang lain yang butuh pemahaman mendalam tentang perilaku manusia atau fenomena sosial. Misalnya, penelitian tentang pengalaman siswa selama pandemi, persepsi masyarakat terhadap kebijakan baru, atau makna budaya dalam suatu komunitas. Jadi, intinya, penelitian kualitatif itu kayak kita lagi nyari hidden gems di balik permukaan.

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Biar makin kebayang, ini beberapa ciri khas penelitian kualitatif:

  • Fokus pada makna dan pemahaman: Nggak cuma nyari tahu apa, tapi juga kenapa dan bagaimana.
  • Data bersifat deskriptif: Data yang dikumpulkan biasanya berupa kata-kata, gambar, atau video, bukan angka-angka.
  • Subjek penelitian sebagai informan: Orang yang kita wawancarai atau amati itu dianggap sebagai sumber informasi utama, bukan cuma objek penelitian.
  • Fleksibel dan terbuka: Proses penelitian bisa berubah seiring berjalannya waktu, tergantung temuan di lapangan.
  • Interpretatif: Peneliti berperan aktif dalam menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan.

Tahapan Merumuskan Masalah Penelitian Kualitatif

Oke, sekarang kita masuk ke inti pembahasan: gimana caranya merumuskan masalah penelitian kualitatif. Secara umum, ada beberapa tahapan yang perlu kalian lalui:

1. Identifikasi Fenomena atau Isu yang Menarik

Langkah pertama adalah mencari tahu fenomena atau isu apa yang bikin kalian penasaran. Coba deh lihat sekeliling kalian, baca berita, atau diskusi sama teman-teman. Kira-kira ada nggak sih hal-hal yang mengganjal di pikiran kalian? Atau ada fenomena yang menurut kalian unik dan perlu diteliti lebih lanjut?

Misalnya, kalian tertarik dengan fenomena kenaikan popularitas e-sport di kalangan anak muda. Atau mungkin kalian penasaran dengan dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Nah, fenomena-fenomena kayak gini bisa jadi modal awal buat merumuskan masalah penelitian.

Tips:

  • Jangan terlalu luas: Pilih fenomena yang spesifik biar penelitian kalian lebih fokus.
  • Relevan dengan minat kalian: Pilih topik yang kalian sukai biar semangat nelitinya nggak kendor di tengah jalan.
  • Ada nilai kebaruan: Usahakan cari fenomena yang belum banyak diteliti atau punya sudut pandang yang berbeda.

2. Lakukan Studi Pendahuluan

Setelah dapat fenomena yang menarik, jangan langsung tancap gas bikin rumusan masalah. Coba deh lakukan studi pendahuluan dulu. Tujuannya buat memahami konteks fenomena tersebut, mencari tahu apa yang sudah diteliti orang lain, dan mengidentifikasi celah yang bisa kalian isi.

Studi pendahuluan ini bisa berupa membaca literatur (jurnal, buku, artikel), mencari data statistik, atau bahkan melakukan wawancara awal dengan beberapa orang yang terkait dengan fenomena tersebut. Dari sini, kalian bisa dapat gambaran yang lebih jelas tentang kompleksitas fenomena tersebut dan potensi masalah penelitian yang bisa diangkat.

Contoh:

Misalnya, kalian tertarik dengan fenomena work-life balance di kalangan pekerja milenial. Coba deh cari artikel atau penelitian yang membahas topik ini. Apa saja tantangan yang dihadapi pekerja milenial dalam mencapai work-life balance? Strategi apa yang mereka gunakan? Apa dampaknya terhadap kesehatan dan produktivitas mereka? Dari sini, kalian bisa mengidentifikasi aspek-aspek yang belum banyak diteliti atau punya potensi untuk dikaji lebih dalam.

3. Identifikasi Pertanyaan Penelitian yang Relevan

Nah, setelah studi pendahuluan, kalian pasti udah punya gambaran yang lebih jelas tentang fenomena yang mau diteliti. Sekarang saatnya merumuskan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian ini kayak kompas yang bakal nuntun kalian selama proses penelitian. Jadi, rumusnya harus bener-bener matang dan relevan.

Pertanyaan penelitian yang baik itu biasanya spesifik, terukur (dalam arti bisa dijawab dengan data kualitatif), dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. Jangan bikin pertanyaan yang terlalu umum atau ambigu, karena nanti susah dijawabnya. Usahakan pertanyaan kalian itu menantang, orisinal, dan berpotensi memberikan kontribusi bagi pengetahuan.

Contoh:

  • Kurang spesifik: Apa saja faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan?
  • Lebih spesifik: Bagaimana pengalaman karyawan milenial dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mempengaruhi kepuasan kerja mereka di perusahaan X?

4. Formulasikan Rumusan Masalah

Setelah punya pertanyaan penelitian, langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah penelitian. Rumusan masalah ini kayak ringkasan dari keseluruhan masalah yang mau kalian teliti. Biasanya, rumusan masalah ini berbentuk pernyataan yang singkat, padat, dan jelas. Isinya harus mencerminkan kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi aktual, atau kompleksitas dari fenomena yang mau diteliti.

Rumusan masalah yang baik itu harus orisinal, signifikan, dan layak diteliti. Orisinal artinya masalah tersebut belum banyak diteliti orang lain. Signifikan artinya penelitian kalian punya potensi untuk memberikan kontribusi bagi teori, praktik, atau kebijakan. Layak diteliti artinya kalian punya sumber daya (waktu, dana, akses data) yang cukup untuk menyelesaikan penelitian tersebut.

Contoh:

  • Pertanyaan penelitian: Bagaimana pengalaman mahasiswa dalam menggunakan platform pembelajaran daring selama pandemi?
  • Rumusan masalah: Penggunaan platform pembelajaran daring selama pandemi menimbulkan berbagai tantangan bagi mahasiswa, seperti kesulitan berinteraksi, masalah teknis, dan penurunan motivasi belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memahami pengalaman mahasiswa secara mendalam dan mengidentifikasi solusi yang efektif.

5. Tentukan Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah, jangan lupa tentukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini kayak arah yang mau kalian tuju selama penelitian. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Biasanya, tujuan penelitian ini dinyatakan dalam bentuk kalimat aktif yang spesifik dan terukur.

Tujuan penelitian yang baik itu harus realistis, dapat dicapai, dan berkontribusi bagi pengetahuan. Realistis artinya tujuan penelitian bisa dicapai dengan sumber daya yang kalian miliki. Dapat dicapai artinya tujuan penelitian bisa diukur dan dievaluasi. Berkontribusi artinya penelitian kalian punya potensi untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Contoh:

  • Rumusan masalah: Penggunaan platform pembelajaran daring selama pandemi menimbulkan berbagai tantangan bagi mahasiswa.
  • Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman mahasiswa dalam menggunakan platform pembelajaran daring selama pandemi, mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi, dan merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran daring.

6. Susun Pertanyaan Wawancara atau Pedoman Observasi

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data biasanya dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, atau analisis dokumen. Nah, sebelum turun ke lapangan, kalian perlu nyiapin alat tempur dulu, yaitu pertanyaan wawancara atau pedoman observasi.

Pertanyaan wawancara ini kayak daftar pertanyaan yang bakal kalian ajukan ke informan. Pertanyaan ini harus terbuka, tidak menggiring, dan relevan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Usahakan pertanyaan kalian itu merangsang informan untuk bercerita secara detail dan mendalam tentang pengalaman mereka.

Pedoman observasi ini kayak checklist yang bakal kalian gunakan saat mengamati suatu fenomena. Pedoman ini harus spesifik, terstruktur, dan memudahkan kalian untuk mencatat data secara sistematis.

Contoh Pertanyaan Wawancara:

  • Bagaimana pengalaman Anda menggunakan platform pembelajaran daring selama pandemi?
  • Tantangan apa saja yang Anda hadapi saat belajar daring?
  • Strategi apa yang Anda gunakan untuk mengatasi tantangan tersebut?
  • Apa harapan Anda terhadap pembelajaran daring di masa depan?

Contoh Penerapan dalam Tugas Praktek 1 IPS

Nah, sekarang kita coba terapkan tahapan-tahapan di atas dalam konteks tugas praktek 1 IPS. Misalnya, tugas kalian adalah merumuskan masalah penelitian kualitatif tentang partisipasi politik anak muda di era digital.

  1. Identifikasi Fenomena: Kalian tertarik dengan fenomena rendahnya partisipasi politik anak muda dalam pemilu, padahal mereka aktif banget di media sosial.
  2. Studi Pendahuluan: Kalian baca berita, artikel, dan penelitian tentang partisipasi politik anak muda, penggunaan media sosial, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  3. Pertanyaan Penelitian: Mengapa partisipasi politik anak muda dalam pemilu cenderung rendah meskipun mereka aktif di media sosial?
  4. Rumusan Masalah: Rendahnya partisipasi politik anak muda dalam pemilu merupakan masalah yang kompleks dan multidimensional. Perlu dilakukan penelitian untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti apatisme politik, kurangnya kepercayaan pada sistem politik, dan preferensi partisipasi melalui jalur non-konvensional.
  5. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik anak muda dalam pemilu, menganalisis peran media sosial dalam partisipasi politik anak muda, dan merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan partisipasi politik anak muda di era digital.
  6. Pertanyaan Wawancara:
    • Bagaimana pendapat Anda tentang politik dan pemilu?
    • Seberapa sering Anda berdiskusi tentang isu-isu politik di media sosial?
    • Faktor apa yang membuat Anda tertarik atau tidak tertarik untuk ikut pemilu?

Kesimpulan

Merumuskan masalah penelitian kualitatif itu memang butuh ketelitian dan pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang mau diteliti. Tapi, dengan mengikuti tahapan-tahapan yang udah kita bahas di atas, kalian pasti bisa kok. Ingat, masalah penelitian yang baik itu adalah awal yang baik untuk penelitian yang berkualitas. So, semangat terus guys!

Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian ya. Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik tentang merumuskan masalah penelitian, jangan ragu buat sharing di kolom komentar. Sampai jumpa di artikel berikutnya! šŸ˜‰