Obligasi: Pengertian, Keuntungan, Dan Cara Menghitung Harga

by ADMIN 60 views

Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan investor. Obligasi bisa jadi pilihan menarik buat kamu yang pengen diversifikasi portofolio investasi. Tapi, apa sih sebenarnya obligasi itu? Kenapa perusahaan lebih suka nerbitin obligasi daripada jual saham? Dan gimana cara ngitung harga obligasi? Yuk, kita bahas tuntas!

Apa Itu Obligasi?

Obligasi itu sederhananya adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana. Pihak tersebut bisa pemerintah, perusahaan, atau lembaga lainnya. Jadi, saat kamu beli obligasi, sebenarnya kamu sedang meminjamkan uang ke penerbit obligasi tersebut. Sebagai gantinya, penerbit obligasi berjanji untuk membayar kembali pokok utang (nilai nominal obligasi) pada tanggal jatuh tempo, serta membayarkan kupon (bunga) secara berkala selama masa berlaku obligasi.

Obligasi sering disebut sebagai fixed income securities karena memberikan pendapatan tetap berupa kupon secara berkala. Besaran kupon ini biasanya sudah ditentukan di awal penerbitan obligasi. Jadi, kamu sebagai investor bisa memprediksi berapa pendapatan yang akan kamu terima dari investasi obligasi ini.

Ada beberapa jenis obligasi yang perlu kamu ketahui, guys. Berdasarkan penerbitnya, ada obligasi pemerintah (yang diterbitkan oleh pemerintah) dan obligasi korporasi (yang diterbitkan oleh perusahaan). Berdasarkan imbalannya, ada obligasi konvensional (yang memberikan kupon tetap) dan obligasi syariah (yang memberikan imbalan berdasarkan prinsip syariah).

Kenapa Obligasi Menarik?

Investasi obligasi punya beberapa keunggulan yang bikin banyak investor tertarik. Pertama, obligasi cenderung lebih aman dibandingkan saham. Soalnya, penerbit obligasi punya kewajiban hukum untuk membayar kembali pokok utang dan kupon kepada investor. Kedua, obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon. Ini bisa jadi sumber passive income yang lumayan buat kamu. Ketiga, obligasi bisa jadi diversifikasi portofolio investasi. Dengan memiliki obligasi, kamu bisa mengurangi risiko investasi secara keseluruhan.

Mengapa Perusahaan Lebih Memilih Menerbitkan Obligasi daripada Menjual Saham?

Nah, ini pertanyaan menarik nih! Kenapa ya perusahaan lebih milih nerbitin obligasi daripada jual saham? Ada beberapa alasan utama, guys.

Pertama, menerbitkan obligasi tidak mendilusi kepemilikan perusahaan. Artinya, pemilik saham yang sudah ada tidak perlu khawatir kepemilikannya berkurang karena penerbitan saham baru. Kalau perusahaan jual saham, otomatis jumlah saham yang beredar di pasar jadi lebih banyak, dan kepemilikan masing-masing pemegang saham jadi lebih kecil.

Kedua, bunga obligasi biasanya dapat dikurangkan dari pajak. Ini bisa mengurangi beban pajak perusahaan secara keseluruhan. Beda dengan dividen (pembagian keuntungan) kepada pemegang saham, yang tidak bisa dikurangkan dari pajak.

Ketiga, obligasi lebih fleksibel dalam hal jangka waktu dan persyaratan. Perusahaan bisa menyesuaikan jangka waktu obligasi, besaran kupon, dan persyaratan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan mereka. Kalau jual saham, prosesnya biasanya lebih rumit dan memakan waktu.

Keempat, kadang-kadang biaya penerbitan obligasi lebih murah dibandingkan biaya penerbitan saham. Ini terutama berlaku untuk perusahaan yang sudah mapan dan punya reputasi baik di pasar modal. Investor cenderung lebih percaya pada perusahaan seperti ini, sehingga perusahaan bisa menawarkan obligasi dengan kupon yang lebih rendah.

Jadi, intinya, menerbitkan obligasi bisa jadi pilihan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan karena tidak mendilusi kepemilikan, mengurangi beban pajak, lebih fleksibel, dan kadang-kadang lebih murah.

Cara Menghitung Harga Obligasi

Sekarang, kita masuk ke bagian yang paling penting: cara menghitung harga obligasi. Harga obligasi itu bisa berubah-ubah di pasar sekunder, tergantung pada berbagai faktor seperti tingkat suku bunga, kondisi ekonomi, dan kinerja perusahaan penerbit obligasi.

Rumus dasar untuk menghitung harga obligasi adalah sebagai berikut:

Harga Obligasi = PV Kupon + PV Nilai Nominal

Di mana:

  • PV Kupon = Present Value (Nilai Sekarang) dari seluruh pembayaran kupon yang akan diterima
  • PV Nilai Nominal = Present Value (Nilai Sekarang) dari nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo

Untuk menghitung PV Kupon dan PV Nilai Nominal, kita perlu menggunakan rumus present value:

PV = FV / (1 + r)^n

Di mana:

  • PV = Present Value (Nilai Sekarang)
  • FV = Future Value (Nilai Masa Depan)
  • r = Tingkat Diskonto (Discount Rate)
  • n = Jumlah Periode

Tingkat diskonto (r) biasanya menggunakan yield to maturity (YTM) obligasi, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor jika memegang obligasi hingga jatuh tempo.

Contoh Soal:

Obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi tersebut mempunyai nilai pari (nilai nominal) sebesar Rp1.000.000 dan memberikan kupon sebesar 10% per tahun yang dibayarkan setiap semester. Jika YTM obligasi tersebut adalah 8% per tahun, berapakah harga obligasi tersebut?

Penyelesaian:

  • Nilai Nominal (FV) = Rp1.000.000
  • Kupon per Semester = (10% / 2) x Rp1.000.000 = Rp50.000
  • Jumlah Periode (n) = 20 tahun x 2 = 40 semester
  • YTM per Semester (r) = 8% / 2 = 4% = 0,04
  1. Hitung PV Kupon:

PV Kupon = Rp50.000 / (1 + 0,04)^1 + Rp50.000 / (1 + 0,04)^2 + ... + Rp50.000 / (1 + 0,04)^40

Ini adalah deret geometri, jadi kita bisa menggunakan rumus deret geometri untuk menyederhanakan perhitungan:

PV Kupon = Rp50.000 x [1 - (1 + 0,04)^-40] / 0,04 = Rp981.814,74

  1. Hitung PV Nilai Nominal:

PV Nilai Nominal = Rp1.000.000 / (1 + 0,04)^40 = Rp208.289,55

  1. Hitung Harga Obligasi:

Harga Obligasi = PV Kupon + PV Nilai Nominal = Rp981.814,74 + Rp208.289,55 = Rp1.190.104,29

Jadi, harga obligasi XYZ saat ini adalah sekitar Rp1.190.104,29.

Kesimpulan

Obligasi adalah instrumen investasi yang menarik dengan berbagai keunggulan. Memahami apa itu obligasi, kenapa perusahaan lebih memilih menerbitkan obligasi daripada menjual saham, dan bagaimana cara menghitung harga obligasi adalah langkah penting untuk menjadi investor yang cerdas. Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu, guys! Selamat berinvestasi!