Orang Yang Berkurban Disebut Apa? Ini Jawabannya!

Guys, pernah gak sih kalian bertanya-tanya, orang yang berkurban itu sebenarnya disebut apa?*** Nah, pertanyaan ini sering banget muncul nih setiap menjelang Idul Adha. Biar gak penasaran lagi, yuk kita bahas tuntas di artikel ini!

Apa Itu Kurban?

Sebelum kita membahas sebutan untuk orang yang berkurban, ada baiknya kita pahami dulu apa itu kurban. Kurban, atau udhhiyah dalam bahasa Arab, adalah ibadah menyembelih hewan ternak (seperti sapi, kambing, atau domba) pada hari Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Ibadah ini merupakan sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang mampu.

Kurban bukan sekadar menyembelih hewan, lho. Lebih dari itu, kurban adalah simbol pengorbanan dan kepatuhan kepada Allah SWT, meneladani Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah. Kurban juga menjadi wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.

Hukum Berkurban dalam Islam

Seperti yang sudah disebutkan, hukum berkurban adalah sunnah muakkadah. Tapi, ada juga ulama yang berpendapat bahwa berkurban bisa menjadi wajib jika seseorang telah bernazar untuk berkurban. Jadi, kalau kamu sudah bernazar untuk berkurban, maka hukumnya menjadi wajib ya, guys!

Syarat Hewan Kurban

Nah, sebelum berkurban, penting banget nih untuk memperhatikan syarat-syarat hewan yang boleh dijadikan kurban. Secara umum, hewan kurban harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Jenis hewan: Hewan yang boleh dikurbankan adalah hewan ternak, yaitu sapi, kerbau, kambing, domba, dan unta.
2. Usia hewan: Usia minimal hewan kurban berbeda-beda tergantung jenisnya. Domba minimal berusia 6 bulan, kambing minimal 1 tahun, sapi dan kerbau minimal 2 tahun, serta unta minimal 5 tahun.
3. Kondisi fisik hewan: Hewan kurban harus sehat, tidak cacat, tidak kurus, dan tidak memiliki penyakit.

Memilih hewan kurban yang terbaik adalah bentuk penghormatan kita kepada Allah SWT dan juga kepada saudara-saudara kita yang akan menerima daging kurban.

Orang yang Berkurban Disebut Apa?

Oke, sekarang kita masuk ke pertanyaan utama: orang yang berkurban itu disebut apa? Jawabannya adalah Mudhohi (مضحى). Mudhohi adalah sebutan bagi orang yang melaksanakan ibadah kurban. Istilah ini berasal dari kata udhhiyah, yang merupakan nama lain dari ibadah kurban itu sendiri.

Selain Mudhohi, ada juga istilah lain yang sering digunakan, yaitu Shohibul Qurban (صاحب القربان). Shohibul Qurban artinya adalah pemilik kurban, atau orang yang memiliki hewan kurban dan melaksanakan ibadah kurban.

Jadi, baik Mudhohi maupun Shohibul Qurban, keduanya sama-sama merujuk pada orang yang berkurban. Sekarang sudah jelas kan, guys?

Peran Mudhohi dalam Ibadah Kurban

Sebagai seorang Mudhohi, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan ibadah kurban. Selain mempersiapkan hewan kurban yang memenuhi syarat, Mudhohi juga perlu:

1. Niat ikhlas karena Allah SWT: Kurban adalah ibadah, jadi niatnya harus tulus ikhlas karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau alasan lainnya.
2. Menyaksikan penyembelihan hewan kurban: Dianjurkan bagi Mudhohi untuk menyaksikan langsung proses penyembelihan hewan kurbannya. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap hewan kurban dan juga untuk mendapatkan keberkahan dari ibadah kurban.
3. Membagikan daging kurban: Salah satu tujuan utama dari ibadah kurban adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Mudhohi bertanggung jawab untuk membagikan daging kurban kepada fakir miskin, kerabat, tetangga, dan orang-orang yang berhak menerimanya.

Dengan melaksanakan ibadah kurban dengan baik dan benar, seorang Mudhohi berharap dapat meraih ridha Allah SWT dan juga keberkahan dalam hidupnya.

Hikmah dari Ibadah Kurban

Guys, ibadah kurban itu bukan cuma sekadar menyembelih hewan, lho. Ada banyak banget hikmah yang bisa kita petik dari ibadah ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT: Kurban adalah wujud kepatuhan dan ketaatan kita kepada perintah Allah SWT. Dengan berkurban, kita menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan sebagian harta kita demi Allah SWT.
2. Meneladani Nabi Ibrahim AS: Kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya adalah contoh kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan iman. Dengan berkurban, kita berusaha meneladani sifat-sifat mulia tersebut.
3. Menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial: Ibadah kurban mengajarkan kita untuk berbagi dengan sesama, terutama mereka yang kurang mampu. Daging kurban yang kita bagikan bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka.
4. Membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta dunia: Dengan berkurban, kita melatih diri untuk tidak terlalu mencintai harta dunia dan lebih mengutamakan akhirat. Kurban juga membersihkan diri kita dari sifat kikir dan bakhil.
5. Mempererat tali silaturahmi: Momen Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban seringkali menjadi ajang silaturahmi antar keluarga, kerabat, dan tetangga. Kita bisa berkumpul, berbagi cerita, dan mempererat hubungan persaudaraan.

Kesimpulan

Jadi, guys, sekarang kalian sudah tahu kan kalau orang yang berkurban itu disebut Mudhohi atau Shohibul Qurban? Ibadah kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi juga tentang pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Semoga dengan memahami makna dan hikmah kurban, kita bisa menjadi Mudhohi yang lebih baik dan meraih keberkahan dari Allah SWT.

Jangan lupa, Idul Adha adalah momen yang tepat untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan mempererat tali silaturahmi dengan sesama. Selamat menyambut Idul Adha, guys! Semoga ibadah kurban kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin.