Peristiwa Pidana: Pengertian Menurut Pompe

Halo guys! Kali ini kita bakal ngobrolin sesuatu yang agak berat nih, tapi penting banget buat kita pahami, yaitu peristiwa pidana. Nah, pernah dengar nama Pompe? Kalau di dunia hukum, Pompe ini salah satu tokoh yang punya pandangan menarik soal peristiwa pidana. Yuk, kita bedah bareng-bareng apa sih yang dimaksud peristiwa pidana menurut beliau ini. Dijamin gampang dicerna kok!

Memahami Peristiwa Pidana dari Dua Sisi Menurut Pompe

Jadi gini, guys. Menurut Pompe, peristiwa pidana itu bisa dilihat dari dua kacamata yang berbeda, tapi saling melengkapi. Pertama, ada yang namanya sudut pandang teoritis, dan yang kedua adalah sudut pandang hukum positif. Keduanya penting banget buat ngasih gambaran utuh tentang apa itu peristiwa pidana. Ibaratnya, kalau kita mau kenal seseorang, kita nggak cuma lihat tampangnya doang kan? Kita juga perlu tahu latar belakangnya, pemikirannya, nah kayak gitu juga sama peristiwa pidana. Teori itu kayak fondasi, sementara hukum positif itu kayak bangunan yang berdiri di atasnya. Keduanya harus kuat biar kokoh.

Sudut Pandang Teoritis: Konsep Dasar Peristiwa Pidana

Pertama, mari kita fokus ke sudut pandang teoritis. Dalam kacamata ini, Pompe melihat peristiwa pidana itu sebagai sebuah gejala sosial. Maksudnya gimana tuh? Gampangnya gini, guys, peristiwa pidana itu muncul karena ada sesuatu yang nggak beres dalam masyarakat. Ada ketidaksesuaian, ada gesekan, ada masalah yang bikin orang melakukan tindakan yang melanggar norma dan hukum. Nah, teori ini mencoba menggali kenapa orang bisa sampai melakukan kejahatan. Apakah karena faktor ekonomi? Lingkungan? Pendidikan? Atau bahkan ada kelainan psikologis? Pompe berpendapat bahwa peristiwa pidana itu bukan sekadar tindakan individu semata, tapi juga merupakan cerminan dari kondisi sosial yang lebih luas. Perlu dipahami, teori ini lebih fokus pada akar masalah dan sebab-akibatnya. Makanya, kalau kita belajar teori ini, kita bakal diajak mikir lebih dalam tentang faktor-faktor yang memicu terjadinya kejahatan. Misalnya, teori determinisme yang bilang kalau kejahatan itu disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali individu, atau teori ekologi yang melihat pengaruh lingkungan. Intinya, dari sudut pandang teoritis, kita diajak untuk memahami esensi dan penyebab mendasar dari sebuah peristiwa pidana, sebelum kita melabelinya sebagai kejahatan. Ini penting banget biar kita nggak cuma menghakimi pelakunya, tapi juga bisa mikirin gimana cara mencegahnya.

Sudut Pandang Hukum Positif: Peristiwa Pidana dalam Kerangka Aturan

Nah, sekarang kita beralih ke sudut pandang hukum positif. Kalau yang ini lebih simpel dan lebih langsung ke intinya, guys. Sudut pandang hukum positif itu melihat peristiwa pidana sebagai suatu perbuatan yang secara tegas dilarang oleh undang-undang dan diancam dengan sanksi pidana. Titik! Jadi, nggak perlu mikir yang aneh-aneh. Kalau ada tindakan yang udah jelas-jelas disebutin di KUHP atau undang-undang pidana lainnya sebagai kejahatan, terus pelakunya bisa dikenai hukuman, nah itu baru namanya peristiwa pidana menurut hukum positif. Di sini, yang jadi patokan utama adalah apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan. Nggak peduli latar belakang pelakunya gimana, nggak peduli dia terpaksa atau nggak, kalau perbuatannya sudah memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam pasal pidana, ya itu peristiwa pidana. Contohnya paling gampang, mencuri. Kalau ada orang ngambil barang orang lain tanpa izin, terus tindakan itu ada di pasal pencurian, dan dia bisa dihukum, ya itu udah pasti peristiwa pidana. Fokusnya di sini adalah memastikan apakah suatu perbuatan memenuhi kualifikasi sebagai tindak pidana berdasarkan hukum yang berlaku. Ini penting untuk memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat. Jadi, ada perbuatan -> ada pasal yang melarang -> ada sanksi -> maka itu peristiwa pidana. Simpel kan?

Mengapa Dua Sudut Pandang Ini Penting?

Kenapa sih Pompe kepikiran buat membagi peristiwa pidana jadi dua sudut pandang gini? Apa nggak bikin ribet? Justru sebaliknya, guys! Dengan memisahkan dua sudut pandang ini, kita jadi bisa lebih objektif dan komprehensif dalam menilai suatu peristiwa. Bayangin kalau kita cuma lihat dari teori, nanti kita bingung sendiri, 'Terus, ini beneran salah nggak sih?'. Sebaliknya, kalau kita cuma lihat dari hukum positif, kita mungkin nggak ngerti kenapa orang itu bisa melakukan kejahatan, dan akhirnya kita nggak bisa mencegahnya.

Kombinasi kedua pandangan ini memungkinkan kita untuk:

1. Memahami Sebab Akibat: Teori membantu kita mengerti mengapa kejahatan terjadi, sementara hukum positif memberikan kerangka apa yang dianggap kejahatan.
2. Menciptakan Keadilan yang Holistik: Nggak cuma menghukum berdasarkan aturan, tapi juga memahami konteks dan potensi pencegahan.
3. Membangun Sistem Hukum yang Efektif: Teori bisa jadi masukan buat revisi undang-undang, biar lebih sesuai sama realita sosial.

Jadi, kalau ketemu kasus pidana, jangan cuma ngelihat pasal-pasalnya aja, tapi coba juga deh renungin, ada faktor sosial apa di baliknya? Dengan begitu, kita bisa jadi masyarakat yang lebih cerdas dan peduli hukum, guys! Semoga penjelasan ini bikin kalian makin paham ya soal peristiwa pidana menurut Pompe. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!