PPh 21 Arliando: Status Nikah, Gaji & Iuran Pensiun

by ADMIN 52 views

Oke guys, kali ini kita bakal bahas tuntas soal perhitungan Pajak Penghasilan (PPh 21) untuk kasusnya Arliando. Arliando ini statusnya menikah tapi belum punya anak, kerja di PT. Utama Jaya dengan gaji Rp 8.000.000 per bulan, dan dia juga bayar iuran pensiun. Nah, gimana sih cara ngitung PPh 21-nya? Yuk, simak penjelasannya!

Memahami Dasar PPh 21

Sebelum kita masuk ke perhitungan yang lebih detail, penting banget buat kita paham dulu dasar-dasar dari PPh 21 ini. PPh 21 itu adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Jadi, intinya setiap penghasilan yang kita terima dari pekerjaan, itu ada pajaknya guys!

Beberapa poin penting yang perlu diingat:

  • Penghasilan Kena Pajak (PKP): Ini adalah dasar pengenaan pajak, yang dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun (jika ada), dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
  • Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP): Ini adalah batasan penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Besarnya PTKP ini beda-beda, tergantung status pernikahan dan jumlah tanggungan (anak).
  • Tarif Pajak: Tarif pajak PPh 21 menggunakan tarif progresif, artinya semakin besar penghasilan, semakin besar juga persentase pajaknya. Tarif ini diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Menentukan Status PTKP Arliando

Nah, di sinilah pentingnya informasi soal status pernikahan dan jumlah anak. Karena Arliando statusnya menikah tapi belum punya anak, maka status PTKP-nya adalah K/0 (Kawin/Tidak Ada Tanggungan). Besarnya PTKP untuk status K/0 ini adalah sebesar Rp 58.500.000 per tahun atau Rp 4.875.000 per bulan (angka ini bisa berubah sesuai dengan peraturan yang berlaku ya, jadi selalu cek yang terbaru).

PTKP ini penting banget karena akan mengurangi penghasilan bruto Arliando, sehingga Penghasilan Kena Pajaknya (PKP) juga akan lebih kecil. Dengan PKP yang lebih kecil, otomatis PPh 21 yang harus dibayar juga jadi lebih kecil.

Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) Arliando

Sekarang kita hitung PKP-nya Arliando. Pertama, kita tentukan dulu penghasilan bruto-nya. Penghasilan bruto Arliando adalah gaji sebulan, yaitu Rp 8.000.000. Kemudian, kita hitung biaya jabatan dan iuran pensiun.

  • Biaya Jabatan: Biaya jabatan adalah biaya yang dianggap dikeluarkan oleh pegawai untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Besarnya biaya jabatan adalah 5% dari penghasilan bruto, dengan batasan maksimal Rp 500.000 per bulan atau Rp 6.000.000 per tahun. Karena 5% dari Rp 8.000.000 adalah Rp 400.000, maka biaya jabatan Arliando adalah Rp 400.000.
  • Iuran Pensiun: Arliando membayar iuran pensiun, kita anggap saja iuran pensiunnya adalah Rp 200.000 per bulan (angka ini bisa beda-beda tergantung kebijakan dana pensiunnya ya).

Perhitungan PKP Arliando:

  • Gaji Bruto: Rp 8.000.000
  • Biaya Jabatan: Rp 400.000
  • Iuran Pensiun: Rp 200.000
  • Pengurangan Bruto: Rp 400.000 + Rp 200.000 = Rp 600.000
  • Penghasilan Neto Sebulan: Rp 8.000.000 - Rp 600.000 = Rp 7.400.000
  • Penghasilan Neto Setahun: Rp 7.400.000 x 12 = Rp 88.800.000
  • PTKP Setahun (K/0): Rp 58.500.000
  • Penghasilan Kena Pajak (PKP) Setahun: Rp 88.800.000 - Rp 58.500.000 = Rp 30.300.000

Menghitung PPh 21 Arliando

Setelah kita dapat PKP-nya, sekarang kita hitung PPh 21-nya. Kita gunakan tarif PPh 21 yang berlaku (sesuai UU PPh terbaru, tapi untuk contoh ini kita pakai tarif yang umum):

  • Lapisan Penghasilan s.d. Rp 60.000.000: 5%
  • Lapisan Penghasilan di atas Rp 60.000.000 s.d. Rp 250.000.000: 15%

Karena PKP Arliando hanya Rp 30.300.000, maka dia hanya masuk ke lapisan pertama.

Perhitungan PPh 21 Arliando:

  • PPh 21 Setahun: 5% x Rp 30.300.000 = Rp 1.515.000
  • PPh 21 Sebulan: Rp 1.515.000 / 12 = Rp 126.250

Jadi, PPh 21 yang harus dibayar Arliando setiap bulannya adalah sebesar Rp 126.250.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PPh 21

Dari perhitungan di atas, kita bisa lihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya PPh 21 yang harus dibayar:

  1. Gaji Bruto: Semakin besar gaji bruto, semakin besar juga PPh 21-nya. Ini karena gaji bruto adalah dasar utama perhitungan PKP.
  2. Status PTKP: Status pernikahan dan jumlah tanggungan akan mempengaruhi besarnya PTKP. Semakin besar PTKP, semakin kecil PKP, dan semakin kecil juga PPh 21-nya.
  3. Biaya Jabatan: Biaya jabatan akan mengurangi penghasilan bruto, sehingga PKP juga akan lebih kecil.
  4. Iuran Pensiun: Sama seperti biaya jabatan, iuran pensiun juga akan mengurangi penghasilan bruto.
  5. Tarif Pajak: Tarif pajak yang berlaku juga sangat mempengaruhi besarnya PPh 21. Jika tarif pajak naik, otomatis PPh 21 juga akan naik.

Penting untuk diingat bahwa peraturan pajak bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi, selalu pastikan untuk mengecek informasi terbaru dari sumber yang terpercaya, seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Jangan sampai salah hitung ya, guys!

Kesimpulan

Nah, itu dia penjelasan lengkap tentang cara menghitung PPh 21 untuk kasusnya Arliando. Intinya, kita harus paham dulu dasar-dasar PPh 21, menentukan status PTKP, menghitung PKP, dan baru kemudian menghitung PPh 21-nya. Jangan lupa untuk selalu update dengan peraturan pajak terbaru ya! Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu kalian memahami perhitungan PPh 21 dengan lebih baik. Semangat terus belajarnya, guys!