Rasul Terpelihara Dari Dosa: Apa Itu?
Mungkin kita sering mendengar bahwa rasul itu maksum, tapi apa sih sebenarnya maksudnya? Nah, dalam artikel ini, kita bakal bahas tuntas mengenai konsep ishmah atau terpeliharanya rasul dari perbuatan dosa. Kenapa ini penting? Karena dengan memahami hal ini, kita bisa lebih mengerti kedudukan rasul sebagai utusan Allah SWT dan panutan bagi umat manusia. Yuk, simak penjelasannya!
Apa Itu Ishmah?
Oke, guys, mari kita mulai dengan definisi. Secara bahasa, ishmah berasal dari kata 'ashama yang berarti menjaga atau melindungi. Dalam konteks agama Islam, ishmah adalah sifat terpelihara yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul. Ini berarti mereka dijaga dari melakukan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil, serta dari kesalahan dalam menyampaikan wahyu. Jadi, bisa dibilang, ishmah ini kayak superpower dari Allah SWT buat para rasul agar mereka bisa menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Kenapa sih para rasul harus maksum? Bayangin aja, kalau seorang rasul melakukan dosa, pasti kredibilitasnya di mata umatnya bakal berkurang, kan? Orang-orang jadi ragu, โIni beneran utusan Allah, kok kelakuannya kayak gitu?โ Nah, dengan adanya ishmah, para rasul bisa menjadi contoh yang baik (uswatun hasanah) bagi umatnya. Mereka adalah role model yang sempurna dalam segala aspek kehidupan.
Dalil-Dalil tentang Ishmah
Dalam Al-Qur'an dan hadis, ada banyak dalil yang menunjukkan bahwa para rasul itu maksum. Salah satunya ada dalam surat An-Najm ayat 3-4:
ููู ูุง ููููุทููู ุนููู ุงููููููููฐ * ุฅููู ูููู ุฅููููุง ููุญููู ูููุญูููฐ
Artinya: โDan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).โ
Ayat ini jelas banget menyatakan bahwa apa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW itu bukan berdasarkan hawa nafsu, melainkan wahyu dari Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa beliau dijaga dari kesalahan dalam menyampaikan ajaran agama. Selain itu, ada juga hadis-hadis yang menceritakan bagaimana Rasulullah SAW selalu bertindak dan berbicara sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Jadi, dalil-dalil ini semakin menguatkan keyakinan kita bahwa para rasul memang maksum.
Tingkatan Ishmah
Guys, perlu kita ketahui juga nih, ishmah itu ada tingkatannya. Para ulama membagi ishmah menjadi beberapa tingkatan, di antaranya:
- Ishmah dalam menerima dan menyampaikan wahyu: Ini adalah tingkatan ishmah yang paling penting. Para rasul dijaga dari kesalahan dalam menerima wahyu dari Allah SWT dan menyampaikannya kepada umatnya. Jadi, apa yang mereka sampaikan itu 100% benar dan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
- Ishmah dari dosa besar: Para rasul dijaga dari melakukan dosa-dosa besar seperti syirik, membunuh, berzina, dan lain-lain. Ini penting banget karena dosa besar bisa merusak citra seorang rasul dan membuat orang-orang kehilangan kepercayaan padanya.
- Ishmah dari dosa kecil yang merendahkan martabat: Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah rasul bisa melakukan dosa kecil, mayoritas ulama berpendapat bahwa rasul dijaga dari melakukan dosa kecil yang bisa merendahkan martabatnya sebagai seorang rasul. Misalnya, berbohong atau melakukan perbuatan yang tidak pantas.
Hikmah Ishmah bagi Umat
Dengan adanya ishmah, kita sebagai umat bisa merasa tenang dan yakin bahwa ajaran yang disampaikan oleh para rasul itu benar-benar dari Allah SWT. Kita bisa menjadikan mereka sebagai contoh (uswatun hasanah) dalam segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah, akhlak, hingga muamalah. Para rasul adalah role model yang sempurna, dan kita bisa mengikuti jejak mereka untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Perbedaan Pendapat Ulama tentang Ishmah
Meskipun mayoritas ulama sepakat bahwa para rasul itu maksum, ada juga beberapa perbedaan pendapat di kalangan mereka mengenai sejauh mana ishmah itu berlaku. Perbedaan ini terutama terkait dengan kemungkinan rasul melakukan dosa kecil.
Pendapat Mayoritas Ulama
Mayoritas ulama, termasuk dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah, berpendapat bahwa para rasul itu maksum dari segala dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil yang merendahkan martabat. Mereka berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis yang menunjukkan bahwa para rasul adalah orang-orang pilihan yang dijaga oleh Allah SWT dari segala kesalahan.
Mereka juga berpendapat bahwa jika seorang rasul melakukan dosa, meskipun dosa kecil, hal itu bisa merusak kredibilitasnya di mata umat dan membuat orang-orang kehilangan kepercayaan padanya. Padahal, tujuan diutusnya rasul adalah untuk menjadi contoh yang baik bagi umatnya.
Pendapat Sebagian Ulama
Namun, ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa rasul mungkin saja melakukan dosa kecil, tetapi dosa tersebut tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah SWT. Allah SWT akan segera menegur rasul tersebut dan memberikan petunjuk agar ia bertobat dan memperbaiki kesalahannya.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa riwayat yang menceritakan tentang kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh para nabi, seperti Nabi Adam AS yang memakan buah terlarang atau Nabi Yunus AS yang meninggalkan kaumnya tanpa izin dari Allah SWT. Akan tetapi, riwayat-riwayat ini ditafsirkan berbeda oleh para ulama. Mayoritas ulama menganggap bahwa riwayat-riwayat tersebut tidak menunjukkan bahwa para nabi melakukan dosa, melainkan hanya kesalahan-kesalahan kecil yang tidak merendahkan martabat mereka sebagai seorang nabi.
Menyikapi Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat di kalangan ulama ini adalah hal yang wajar dalam khazanah keilmuan Islam. Kita tidak perlu memperdebatkannya secara berlebihan. Yang penting, kita tetap meyakini bahwa para rasul adalah orang-orang pilihan yang dijaga oleh Allah SWT dari segala kesalahan yang bisa merusak kredibilitas mereka sebagai utusan Allah SWT.
Contoh Ishmah dalam Kehidupan Rasulullah SAW
Untuk lebih memahami bagaimana ishmah itu bekerja, mari kita lihat beberapa contoh dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Dalam Menyampaikan Wahyu
Salah satu contoh ishmah yang paling jelas adalah dalam hal menyampaikan wahyu. Rasulullah SAW tidak pernah salah dalam menyampaikan wahyu dari Allah SWT. Apa yang beliau sampaikan adalah 100% benar dan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ini bisa kita lihat dari bagaimana Al-Qur'an diturunkan kepada beliau secara bertahap dan beliau menyampaikannya kepada para sahabat dengan sangat teliti. Tidak ada satu huruf pun yang tertukar atau hilang.
Dalam Bertindak dan Berperilaku
Rasulullah SAW juga maksum dalam bertindak dan berperilaku. Beliau selalu bertindak sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Dalam setiap keputusan yang beliau ambil, beliau selalu mempertimbangkan wahyu dari Allah SWT dan masukan dari para sahabat. Beliau tidak pernah bertindak berdasarkan hawa nafsu atau kepentingan pribadi.
Contohnya, ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah, banyak sahabat yang merasa kecewa dengan isi perjanjian tersebut. Namun, Rasulullah SAW tetap menyetujuinya karena beliau yakin bahwa itu adalah perintah dari Allah SWT. Dan ternyata, di balik perjanjian yang terlihat merugikan itu, terdapat hikmah yang besar, yaitu terbukanya jalan bagi penyebaran Islam secara lebih luas.
Dalam Berinteraksi dengan Orang Lain
Rasulullah SAW juga menunjukkan ishmah dalam berinteraksi dengan orang lain. Beliau selalu bersikap adil, jujur, dan penuh kasih sayang kepada semua orang, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial. Beliau tidak pernah menyakiti hati orang lain dengan perkataan atau perbuatan. Beliau selalu berusaha untuk mendamaikan orang-orang yang berselisih dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Kesimpulan
Guys, dari pembahasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa ishmah adalah sifat terpelihara yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul. Sifat ini sangat penting agar para rasul bisa menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah SWT dengan sempurna dan menjadi contoh yang baik bagi umatnya. Dengan memahami konsep ishmah, kita bisa lebih mengagumi kedudukan para rasul dan meneladani akhlak mulia mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga artikel ini bermanfaat ya! Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang jelas. Sampai jumpa di artikel berikutnya! ๐