Shalat Tasbih: Dalil Hadits, Tata Cara, & Keutamaannya

by ADMIN 55 views
Iklan Headers

Pendahuluan: Menguak Keistimewaan Shalat Tasbih

Hai, teman-teman Muslim di mana pun kalian berada! Hari ini kita akan ngobrolin sesuatu yang spesial banget, yaitu tentang Shalat Tasbih. Mungkin beberapa dari kalian sudah sering dengar, atau bahkan sudah rutin melaksanakannya. Tapi, seberapa dalam sih kita tahu dalil dan keutamaan shalat istimewa ini? Jujur aja, sebagai umat Islam, kita pasti pengen dong ibadah kita nggak cuma asal laku, tapi juga punya dasar yang kuat dan jelas dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Nah, di sinilah pentingnya kita memahami hadits tentang Shalat Tasbih.

Shalat Tasbih itu sendiri adalah salah satu amalan sunnah yang punya keistimewaan luar biasa. Bayangin aja, dalam satu shalat, kita bisa mengucapkan tasbih sebanyak 300 kali! Ini bukan sekadar angka lho, guys. Setiap tasbih yang terucap adalah bentuk dzikir dan pujian kita kepada Allah SWT, mengakui keagungan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Siapa sih yang nggak pengen dosa-dosanya diampuni, baik yang lalu maupun yang akan datang, yang disengaja maupun yang tidak, yang kecil maupun yang besar? Nah, Shalat Tasbih hadir sebagai salah satu jembatan menuju ampunan ilahi itu. Banyak dari kita mungkin merasa aktivitas sehari-hari seringkali bikin lupa sama dzikir atau ibadah sunnah lainnya. Dengan adanya Shalat Tasbih, kita punya kesempatan emas untuk kembali mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan cara yang terstruktur dan penuh makna. Ini bukan cuma soal ritual semata, tapi juga upaya untuk membersihkan hati dan jiwa kita dari berbagai noda dunia. Jadi, siap-siap ya, karena setelah ini kita akan bedah tuntas semua yang perlu kalian tahu tentang Shalat Tasbih, mulai dari dalil haditsnya, tata cara pelaksanaannya, hingga segudang keutamaannya yang bikin hati adem. Mari kita pahami lebih dalam agar ibadah kita makin mantap dan penuh keberkahan!

Jangan salah sangka, teman-teman. Shalat Tasbih ini bukan sembarang shalat biasa. Ia memiliki ciri khas dan cara pelaksanaan yang berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Perbedaan utamanya terletak pada jumlah dzikir tasbih yang diucapkan selama shalat, yang memang dirancang khusus untuk memperbanyak pujian dan penyucian kepada Allah SWT. Konsep dasar dari ibadah ini adalah untuk senantiasa mengingat Allah dalam setiap gerak dan diam kita, mengubah setiap gerakan shalat menjadi kesempatan untuk bertasbih. Kesempatan emas ini sayang banget kalau dilewatkan begitu saja, apalagi kalau kita nggak tahu dasar hukumnya. Seringkali, keraguan muncul karena kurangnya pemahaman tentang sumber dalil. Itulah mengapa pembahasan hadits tentang Shalat Tasbih menjadi sangat krusial. Kita perlu memastikan bahwa apa yang kita amalkan ini benar-benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, agar pahala yang kita harapkan pun benar-benar sampai kepada kita. Mari kita buka lembaran berikutnya untuk melihat langsung bagaimana hadits menjelaskan tentang shalat yang penuh berkah ini. Yuk, semangat belajar dan mendalami agama kita!

Hadits-Hadits Penting Mengenai Shalat Tasbih

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting, guys, yaitu hadits-hadits penting mengenai Shalat Tasbih. Kenapa penting? Karena sebagai Muslim, segala amalan ibadah kita harus berlandaskan dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Tanpa dalil, sebuah amalan bisa jadi tidak memiliki dasar, bahkan bisa mengarah pada bid'ah. Jadi, yuk kita bongkar tuntas apa saja hadits yang menjadi sandaran utama Shalat Tasbih ini.

Hadits utama yang paling sering dijadikan rujukan dan menjadi dasar dari Shalat Tasbih adalah hadits riwayat Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, yang sanadnya dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA. Hadits ini diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada pamannya, Abbas bin Abdul Muththalib:

"Wahai Abbas, pamanku! Maukah engkau aku beri, maukah engkau aku karuniai, maukah engkau aku berikan, maukah engkau aku anugerahi sepuluh perkara? Jika engkau mengerjakan sepuluh perkara itu, niscaya Allah mengampuni dosamu, baik yang awal maupun yang akhir, baik yang lama maupun yang baru, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, dan sepuluh macam dosa itu akan diampuni. Sepuluh perkara itu adalah engkau shalat empat rakaat. Dalam setiap rakaat, engkau membaca Al-Fatihah dan satu surat. Apabila engkau selesai membaca (Al-Fatihah dan surat) di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, maka ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sebanyak lima belas kali. Kemudian ruku'lah, lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali ketika ruku'. Kemudian bangkitlah dari ruku' (i'tidal), lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali. Kemudian sujudlah, lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali ketika sujud. Kemudian bangkitlah dari sujud (duduk di antara dua sujud), lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali. Kemudian sujudlah kembali, lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali. Kemudian bangkitlah dari sujud dan duduklah sebelum berdiri untuk rakaat berikutnya, lalu ucapkanlah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar' sepuluh kali. Itu semua berjumlah tujuh puluh lima kali dalam setiap rakaat. Engkau lakukan itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu mengerjakannya setiap hari, maka kerjakanlah. Jika tidak mampu, maka setiap Jumat. Jika tidak mampu, maka setiap bulan. Jika tidak mampu, maka setiap tahun. Jika tidak mampu, maka sekali dalam seumur hidupmu."

Hadits ini adalah pondasi utama dari seluruh pembahasan tentang Shalat Tasbih. Dalil ini menjelaskan dengan sangat rinci tata cara pelaksanaannya, termasuk jumlah rakaat dan lokasi pengucapan tasbih. Penting untuk dicatat bahwa para ulama memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai derajat keshahihan hadits ini. Beberapa ulama, seperti Imam Abu Daud sendiri, dan Ibnu Al-Mubarak, menganggapnya shahih. Namun, ada juga ulama lain yang menganggapnya dhaif (lemah) atau hasan li ghairihi (baik karena ada penguat dari jalur lain). Perbedaan pandangan ini wajar dalam ilmu hadits dan tidak serta merta membuat amalan ini menjadi tidak sah. Mayoritas ulama dari kalangan Syafi'iyah, Hanafiyah, dan Hanabilah tetap menganjurkan Shalat Tasbih berdasarkan hadits ini dan mempraktikkannya sebagai ibadah sunnah. Mereka berpendapat bahwa meskipun ada perdebatan tentang sanad, matan hadits ini mengandung kebaikan yang besar dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat untuk memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Bahkan, Imam Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan dari beberapa jalur dan dia menilainya sebagai hasan. Jadi, jangan biarkan perbedaan pandangan ini membuat kita ragu untuk melaksanakannya, asalkan kita memahami dasar dan alasan di baliknya. Yang terpenting adalah kita memiliki niat yang tulus dan mengamalkan sesuai dengan petunjuk yang ada. Memahami hadits-hadits tentang Shalat Tasbih ini akan menguatkan keyakinan kita dalam beribadah dan semakin memotivasi kita untuk meraih keutamaan-keutamaan yang dijanjikan Allah SWT. Dengan dasar hadits ini, kita bisa melihat bahwa Shalat Tasbih bukan sekadar shalat tambahan, melainkan sebuah paket ibadah yang dirancang khusus untuk pembersihan dosa dan peningkatan kedekatan dengan Allah.

Tata Cara Melaksanakan Shalat Tasbih Berdasarkan Hadits

Oke, teman-teman, setelah kita tahu dalil hadits yang menjadi dasar Shalat Tasbih, sekarang saatnya kita bahas hal yang nggak kalah penting: tata cara melaksanakannya. Jangan sampai kita sudah tahu haditsnya tapi bingung cara praktik di lapangan, ya kan? Nah, panduan tata cara ini akan kita susun berdasarkan hadits yang sudah kita bahas sebelumnya, supaya ibadah kita sah dan sesuai dengan tuntunan Nabi SAW. Fokus utama kita adalah pada jumlah rakaat, waktu pengucapan tasbih, dan lafadz tasbih itu sendiri. Jadi, perhatikan baik-baik, ya!

Shalat Tasbih ini dikerjakan sebanyak empat rakaat. Kalian bisa melaksanakannya di siang hari dengan dua salam (dua rakaat salam, lalu dua rakaat salam lagi), atau di malam hari dengan satu salam (empat rakaat langsung dengan satu salam di akhir), meskipun kebanyakan ulama lebih menganjurkan dua salam untuk empat rakaat shalat sunnah. Yang paling penting adalah jumlah total rakaatnya dan jumlah tasbihnya. Setiap rakaat terdiri dari 75 kali tasbih, sehingga total tasbih untuk empat rakaat adalah 300 kali. Lafadz tasbih yang diucapkan adalah: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar). Yuk, kita bedah langkah demi langkahnya:

  1. Niat: Mulailah dengan niat dalam hati untuk menunaikan Shalat Tasbih empat rakaat karena Allah Ta'ala. Niat ini adalah kunci utama keabsahan shalat kita.
  2. Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan setinggi telinga, ucapkan "Allahu Akbar" sambil niat dalam hati.
  3. Membaca Doa Iftitah, Al-Fatihah, dan Surat Pendek: Setelah takbiratul ihram, bacalah doa iftitah, lalu Surat Al-Fatihah, dan dilanjutkan dengan satu surat pendek dari Al-Qur'an (misalnya Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, atau surat lainnya).
  4. Mengucapkan Tasbih 15 Kali (Berdiri): Setelah selesai membaca Al-Fatihah dan surat pendek, dan masih dalam posisi berdiri, ucapkanlah "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 15 kali. Ingat, ya, ini sebelum ruku'.
  5. Ruku' dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Lakukan ruku' dengan sempurna. Setelah membaca bacaan ruku' (misalnya "Subhana Rabbiyal 'Adzimi wa Bihamdih" tiga kali), lanjutkan dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali.
  6. I'tidal dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Bangkit dari ruku' menuju posisi i'tidal (berdiri tegak kembali). Setelah membaca bacaan i'tidal (misalnya "Sami'allahu liman hamidah..." dan "Rabbana lakal hamdu..."), lanjutkan dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali.
  7. Sujud Pertama dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Lakukan sujud pertama dengan sempurna. Setelah membaca bacaan sujud (misalnya "Subhana Rabbiyal A'la wa Bihamdih" tiga kali), lanjutkan dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali.
  8. Duduk di Antara Dua Sujud dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Bangkit dari sujud pertama menuju posisi duduk di antara dua sujud. Setelah membaca bacaan duduk di antara dua sujud (misalnya "Rabbighfirli warhamni..."), lanjutkan dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali.
  9. Sujud Kedua dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Lakukan sujud kedua dengan sempurna. Setelah membaca bacaan sujud yang sama, lanjutkan dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali.
  10. Duduk Istirahat (sebelum berdiri ke rakaat berikutnya) dan Mengucapkan Tasbih 10 Kali: Setelah sujud kedua, sebelum bangkit untuk rakaat berikutnya (jika rakaat pertama atau ketiga), atau sebelum tasyahud akhir (jika rakaat kedua atau keempat), duduklah sebentar (duduk istirahat). Pada posisi duduk ini, ucapkanlah "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 10 kali. (Ini adalah posisi duduk tasyahud awal atau duduk sebelum berdiri ke rakaat selanjutnya, tergantung apakah itu rakaat kedua atau keempat).

Jadi, dalam satu rakaat, total ada 75 kali tasbih. (15 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 75). Ulangi proses ini untuk rakaat kedua, ketiga, dan keempat. Jika kalian shalat dua rakaat dua salam, maka di akhir rakaat kedua setelah 10 tasbih di duduk istirahat, langsung dilanjutkan dengan tasyahud akhir dan salam. Jika shalat empat rakaat satu salam, maka di rakaat kedua setelah tasbih ke-10 di duduk istirahat, kalian tasyahud awal, lalu berdiri untuk rakaat ketiga. Kemudian di rakaat keempat, setelah tasbih ke-10 di duduk istirahat, kalian lanjutkan dengan tasyahud akhir dan salam.

Penting banget nih, teman-teman, untuk memastikan hitungan tasbihnya pas dan tidak terlewat. Kalian bisa pakai jari tangan atau tasbih digital untuk membantu menghitung agar tidak salah. Jangan buru-buru ya, nikmati setiap dzikir yang kalian ucapkan. Tata cara Shalat Tasbih ini memang sedikit berbeda dan memerlukan fokus lebih, tapi yakinlah, setiap usaha kita dalam beribadah akan dibalas dengan pahala yang berlimpah. Dengan memahami dan mempraktikkan tata cara shalat tasbih ini sesuai dengan hadits, kita bukan hanya beribadah, tapi juga menghidupkan salah satu sunnah Nabi SAW yang penuh berkah.

Keutamaan dan Manfaat Shalat Tasbih dalam Kehidupan Muslim

Wah, seru banget kan, guys, setelah kita bahas hadits-hadits dan tata cara Shalat Tasbih? Sekarang, mari kita melangkah lebih jauh dan menyingkap tirai keutamaan serta manfaat luar biasa dari ibadah sunnah ini dalam kehidupan kita sebagai Muslim. Percaya deh, shalat yang satu ini punya segudang kebaikan yang mungkin nggak kita duga, dan ini semua dijelaskan dalam dalil-dalil yang sudah kita bahas sebelumnya. Ini bukan cuma sekadar ibadah tambahan, tapi investasi akhirat yang nilainya tak terhingga! Jadi, yuk kita pahami apa saja keistimewaan yang bisa kita raih dengan rutin mengamalkan Shalat Tasbih.

Salah satu keutamaan paling utama yang disebutkan dalam hadits tentang Shalat Tasbih adalah pengampunan dosa. Rasulullah SAW secara eksplisit menjanjikan bahwa siapa pun yang melaksanakan shalat ini, maka dosa-dosanya akan diampuni. Bayangin, guys, mulai dari dosa yang sudah lampau sampai yang baru, yang disengaja maupun yang tidak, yang kecil maupun yang besar, bahkan yang tersembunyi sekalipun! Ini adalah tawaran yang amat sangat menggiurkan dari Allah SWT, bukan? Kita semua tahu, sebagai manusia, kita pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa. Terkadang, dosa-dosa itu menumpuk dan memberatkan hati, membuat kita merasa jauh dari Allah. Nah, Shalat Tasbih ini hadir sebagai 'pembersih dosa' yang ampuh, sebuah cara untuk kita bertaubat dan memohon maghfirah dari-Nya. Kesempatan emas ini tentu tidak boleh kita sia-siakan, apalagi jika kita ingin kembali fitrah dan bersih dari noda dosa. Selain itu, melaksanakan Shalat Tasbih juga merupakan bentuk dzikir akbar yang sangat kuat. Dengan mengucapkan "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 300 kali, kita secara tidak langsung melatih lidah, hati, dan pikiran kita untuk senantiasa mengingat Allah. Dzikir ini bukan hanya sebatas lisan, tapi juga meresap ke dalam jiwa, menenangkan hati yang gelisah, dan membawa kedamaian batin. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh stres dan kecemasan, Shalat Tasbih bisa menjadi oase ketenangan bagi jiwa kita. Ini adalah momen di mana kita bisa benar-benar fokus hanya kepada Allah, melupakan sejenak beban dunia, dan merasakan kehadiran-Nya.

Manfaat lain dari Shalat Tasbih adalah peningkatan keimanan dan ketakwaan. Ketika kita rutin mengamalkan ibadah ini, kita akan merasakan koneksi spiritual yang lebih dalam dengan Allah. Kita jadi lebih merasa dekat dengan-Nya, lebih peka terhadap perintah-Nya, dan lebih termotivasi untuk melakukan kebaikan. Rasa syukur pun akan semakin bertumbuh dalam diri kita, karena kita menyadari betapa besar nikmat dan kasih sayang Allah yang telah diberikan. Selain itu, konsistensi dalam mengerjakan Shalat Tasbih—baik setiap hari, setiap Jumat, setiap bulan, setiap tahun, atau bahkan sekali seumur hidup—akan membentuk kedisiplinan ibadah yang sangat berharga. Ini melatih kita untuk berkomitmen pada amalan baik, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari gaya hidup Muslim kita. Bukankah Rasulullah SAW sangat menyukai amalan yang sedikit tapi konsisten? Dan yang tidak kalah penting, dengan mengamalkan Shalat Tasbih, kita berarti menghidupkan salah satu sunnah Nabi SAW yang penuh berkah. Ini menunjukkan kecintaan kita kepada beliau dan kesungguhan kita dalam mengikuti jejaknya. Setiap langkah, setiap tasbih yang kita ucapkan dalam shalat ini adalah bukti dari cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Jadi, teman-teman, jangan pernah remehkan kekuatan dan keutamaan Shalat Tasbih ini. Ia adalah hadiah istimewa dari Allah yang membawa ampunan dosa, ketenangan hati, peningkatan iman, dan kedekatan spiritual yang tak ternilai harganya. Yuk, mulai sekarang, jadikan Shalat Tasbih sebagai salah satu amalan andalan kita untuk meraih ridha dan surga-Nya! Semoga kita semua bisa istiqamah dalam melaksanakannya.

Kesimpulan: Menguatkan Amalan Shalat Tasbih dalam Keseharian

Nah, teman-teman Muslim yang budiman, kita sudah sampai di penghujung pembahasan kita yang seru dan penuh manfaat ini. Dari awal sampai akhir, kita sudah ngulik tuntas berbagai aspek penting seputar Shalat Tasbih, mulai dari dalil-dalil haditsnya yang menjadi dasar hukumnya, tata cara pelaksanaannya yang sangat detail, hingga segudang keutamaan dan manfaatnya yang luar biasa bagi kehidupan dunia dan akhirat kita. Semoga apa yang sudah kita pelajari bersama ini nggak cuma berhenti di kepala, tapi juga meresap ke dalam hati dan terefleksi dalam amalan kita sehari-hari, ya! Intinya, setelah memahami hadits tentang Shalat Tasbih ini, kita jadi tahu bahwa ibadah ini punya pijakan yang kuat dalam Sunnah Rasulullah SAW, meskipun ada perbedaan pandangan ulama terkait derajat keshahihannya, namun mayoritas ulama tetap menganjurkan dan mengamalkannya.

Yang paling penting untuk kita ingat adalah niat yang tulus dan kesungguhan dalam beramal. Shalat Tasbih adalah hadiah istimewa dari Allah SWT yang ditujukan untuk membersihkan dosa-dosa kita, sebesar apa pun itu. Bayangkan saja, dengan hanya meluangkan sedikit waktu untuk empat rakaat shalat dan mengucapkan tasbih sebanyak 300 kali, kita diberi kesempatan emas untuk mendapatkan ampunan yang menyeluruh. Ini adalah sebuah privilese yang patut kita syukuri dan manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan emas ini, guys. Meskipun tata caranya sedikit lebih panjang dan memerlukan fokus ekstra untuk menghitung tasbih, tapi yakinlah bahwa setiap usaha dan konsentrasi yang kita berikan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda dan kedekatan spiritual yang semakin erat dengan Allah SWT. Ingat, Rasulullah SAW memberikan opsi pelaksanaannya: setiap hari, setiap Jumat, setiap bulan, setiap tahun, atau minimal sekali seumur hidup. Ini menunjukkan keluasan dan kemudahan dalam Islam, agar kita tidak merasa terbebani tapi tetap termotivasi untuk menggapai keutamaan shalat ini. Jadi, nggak ada alasan untuk tidak mencoba atau bahkan merutinkan Shalat Tasbih, kan?

Mari kita jadikan Shalat Tasbih ini sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas ibadah kita. Mungkin di awal terasa sedikit asing atau sulit menghafal hitungan tasbihnya, tapi lama kelamaan pasti akan terbiasa dan terasa ringan. Kalian bisa mulai dengan menjadwalkannya di waktu-waktu luang yang kalian miliki, misalnya setelah shalat Isya' atau sebelum shalat Subuh, atau bahkan di waktu Dhuha. Ingat, kunci dari istiqamah adalah memulai dari yang sedikit tapi konsisten. Jangan langsung memaksakan diri setiap hari jika belum sanggup, tapi coba secara bertahap. Mulai dengan sebulan sekali, lalu seminggu sekali, hingga akhirnya bisa setiap hari. Dengan begitu, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tapi juga membentuk kebiasaan baik yang akan membawa dampak positif pada seluruh aspek kehidupan kita. Shalat Tasbih bukan hanya tentang jumlah tasbih yang diucapkan, tapi juga tentang kualitas dzikir dan kekhusyu'an kita. Ini adalah momen refleksi, momen untuk merenungi keagungan Allah, dan momen untuk membersihkan hati dari segala kotoran duniawi. Semoga dengan pemahaman yang mendalam tentang hadits tentang Shalat Tasbih ini, kita semua termotivasi untuk menghidupkan sunnah mulia ini, meraih ampunan dosa, dan senantiasa berada dalam lindungan serta rahmat Allah SWT. Yuk, mulai amalkan Shalat Tasbih dan rasakan sendiri keberkahannya dalam hidup kalian! Mari sama-sama menjadi Muslim yang tidak hanya beribadah, tapi juga paham dalilnya, tahu caranya, dan mengerti keutamaannya.