Skenario CLIS: Daur Air Kelas 5 SD

by ADMIN 35 views

Pendahuluan

Hai teman-teman! Kali ini kita akan belajar tentang daur air dengan cara yang seru dan interaktif. Kita akan menggunakan model pembelajaran CLIS (Contextual Learning in School) agar pembelajaran kita lebih bermakna dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model CLIS ini menekankan pada konteks, jadi kita akan menghubungkan materi daur air ini dengan hal-hal yang sering kita lihat dan alami sehari-hari. Jadi, siap untuk belajar sambil berpetualang?

Kompetensi Dasar (KD)

Sebelum kita mulai, penting untuk kita tahu dulu apa yang ingin kita capai dalam pembelajaran ini. Kompetensi Dasar (KD) kita adalah:

  • KD 3.2: Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air.

Artinya, setelah belajar ini, kalian semua diharapkan mampu menjelaskan bagaimana proses daur air itu terjadi. Oke, mari kita mulai!

Tujuan Pembelajaran

Selain KD, kita juga punya tujuan pembelajaran yang lebih spesifik, yaitu:

  1. Siswa dapat menjelaskan pengertian daur air dengan bahasa sendiri.
  2. Siswa dapat mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam daur air.
  3. Siswa dapat menjelaskan manfaat daur air bagi kehidupan.
  4. Siswa dapat membuat poster sederhana tentang daur air.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, kita akan lebih paham dan bisa mengaplikasikan pengetahuan tentang daur air dalam kehidupan sehari-hari.

Model Pembelajaran CLIS (Contextual Learning in School)

Seperti yang sudah disebutkan, kita akan menggunakan model pembelajaran CLIS. Apa sih CLIS itu? Singkatnya, CLIS adalah model pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan konteks nyata dalam kehidupan siswa. Ada beberapa prinsip utama dalam CLIS, yaitu:

  1. Relating (Menghubungkan): Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.
  2. Experiencing (Mengalami): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami langsung materi pelajaran melalui kegiatan praktik atau demonstrasi.
  3. Applying (Menerapkan): Membantu siswa menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi nyata.
  4. Cooperating (Bekerja Sama): Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas.
  5. Transferring (Mentransfer): Membantu siswa mentransfer pengetahuan yang telah dipelajari ke situasi baru atau konteks yang berbeda.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan pembelajaran kita akan lebih bermakna dan mudah diingat.

Skenario Pembelajaran

Fase 1: Relating (Menghubungkan) (15 menit)

  1. Kegiatan Awal: Guru memulai pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak siswa berdoa. Setelah itu, guru melakukan presensi untuk memastikan semua siswa hadir.

  2. Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa:

    • "Siapa yang tadi pagi minum air?"
    • "Dari mana ya air yang kita minum itu berasal?"
    • "Kemana perginya air bekas kita mandi atau mencuci?"

    Pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang air dan siklusnya. Guru mencatat semua jawaban siswa di papan tulis.

  3. Motivasi: Guru menunjukkan gambar atau video singkat tentang kekeringan atau banjir. Guru bertanya:

    • "Apa yang terjadi pada gambar/video ini?"
    • "Mengapa hal ini bisa terjadi?"
    • "Bagaimana cara kita mencegah hal ini terjadi?"

    Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa agar tertarik untuk mempelajari tentang daur air dan pentingnya menjaga lingkungan.

Fase 2: Experiencing (Mengalami) (30 menit)

  1. Demonstrasi: Guru melakukan demonstrasi sederhana tentang daur air. Guru menyiapkan alat dan bahan seperti:

    • Gelas kaca
    • Air panas
    • Es batu
    • Piring kecil

    Guru menuangkan air panas ke dalam gelas kaca, lalu meletakkan piring kecil di atas gelas. Kemudian, guru meletakkan es batu di atas piring kecil. Siswa mengamati apa yang terjadi. Uap air dari air panas akan naik dan mengenai piring dingin, lalu mengembun menjadi tetesan air yang jatuh kembali ke dalam gelas.

  2. Penjelasan: Guru menjelaskan bahwa demonstrasi ini adalah gambaran sederhana dari daur air. Air laut menguap karena panas matahari (evaporasi), kemudian uap air naik ke atas dan menjadi awan (kondensasi). Awan kemudian menurunkan hujan (presipitasi) yang airnya mengalir kembali ke laut. Guru menjelaskan setiap tahapan daur air dengan bahasa yang mudah dipahami.

  3. Diskusi: Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:

    • "Apa yang terjadi jika tidak ada matahari?"
    • "Apa yang terjadi jika tidak ada awan?"
    • "Apa yang terjadi jika tidak ada hujan?"

    Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya di selembar kertas.

Fase 3: Applying (Menerapkan) (30 menit)

  1. Presentasi: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan umpan balik dan meluruskan jika ada konsep yang kurang tepat.
  2. Tugas Individu: Guru memberikan tugas individu kepada siswa untuk membuat poster sederhana tentang daur air. Poster harus memuat gambar dan penjelasan singkat tentang tahapan-tahapan daur air. Siswa diberi kebebasan untuk berkreasi dalam membuat poster.
  3. Pameran Poster: Setelah selesai, siswa memajang poster mereka di dinding kelas. Setiap siswa memberikan penilaian terhadap poster teman-temannya dengan memberikan stiker bintang pada poster yang paling menarik dan informatif.

Fase 4: Cooperating (Bekerja Sama) (15 menit)

  1. Diskusi Kelas: Guru memimpin diskusi kelas tentang manfaat daur air bagi kehidupan. Guru bertanya kepada siswa:

    • "Mengapa daur air itu penting bagi kita?"
    • "Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian daur air?"

    Guru mencatat semua jawaban siswa di papan tulis.

  2. Kesimpulan: Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang daur air dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Fase 5: Transferring (Mentransfer) (10 menit)

  1. Refleksi: Guru meminta siswa untuk menuliskan refleksi tentang apa yang telah mereka pelajari hari ini. Siswa menuliskan apa yang paling mereka sukai dari pembelajaran hari ini, apa yang masih belum mereka pahami, dan bagaimana mereka akan menerapkan pengetahuan tentang daur air dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Tindak Lanjut: Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mengamati penggunaan air di rumah mereka selama satu hari. Siswa mencatat berapa banyak air yang mereka gunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain. Siswa juga mencatat bagaimana mereka bisa menghemat penggunaan air di rumah.

Penutup

Demikianlah skenario pembelajaran tentang daur air dengan menggunakan model CLIS. Diharapkan dengan model ini, siswa dapat lebih memahami konsep daur air dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, air adalah sumber kehidupan, jadi mari kita jaga kelestariannya bersama-sama!

Semoga skenario ini bermanfaat ya, teman-teman! Selamat belajar dan sampai jumpa di pembelajaran berikutnya!