Zakat Diperintahkan Tahun Ke Berapa Hijriyah?

Hai guys, pernah gak sih kalian bertanya-tanya, zakat itu sebenarnya mulai diperintahkan dalam Islam pada tahun ke berapa ya? Nah, pertanyaan ini sering banget muncul dan penting untuk kita ketahui sebagai umat Muslim. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi mereka yang memenuhi syarat. Jadi, yuk kita bahas tuntas kapan sih tepatnya perintah zakat ini turun!

Sejarah Singkat Zakat dalam Islam

Sebelum kita membahas tahunnya, ada baiknya kita flashback sedikit ke sejarah zakat. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban yang muncul begitu saja, lho. Konsep zakat sebenarnya sudah ada sejak zaman para nabi terdahulu, meskipun bentuk dan aturannya mungkin berbeda. Dalam Islam, zakat memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai instrumen pemerataan ekonomi dan wujud kepedulian sosial.

Pada masa awal Islam, tepatnya di Mekkah, ayat-ayat tentang infak dan sedekah sudah seringkali diturunkan. Ayat-ayat ini mendorong umat Muslim untuk saling membantu dan berbagi rezeki. Namun, pada saat itu, belum ada aturan yang rinci mengenai jenis harta yang wajib dizakati, nisab (batas minimum harta yang wajib dizakati), maupun cara perhitungannya. Jadi, bisa dibilang, infak dan sedekah pada masa itu masih bersifat sukarela.

Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, barulah perintah zakat yang lebih terstruktur mulai diturunkan. Di Madinah, umat Muslim mulai memiliki negara dan masyarakat yang lebih terorganisir. Hal ini memungkinkan adanya sistem pengelolaan zakat yang lebih baik. Zakat tidak lagi hanya sekadar anjuran, tetapi sudah menjadi kewajiban yang diatur secara rinci. Lalu, tahun berapa tepatnya zakat ini diperintahkan? Kita bahas lebih lanjut, ya!

Tahun Diperintahkannya Zakat: Tahun 2 Hijriyah

Okay, sekarang kita masuk ke inti pembahasan. Jadi, zakat secara resmi diperintahkan pada tahun ke-2 Hijriyah. Tahun ini menjadi momen penting dalam sejarah Islam karena menandai awal mula zakat sebagai salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan. Perintah zakat ini turun setelah Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah. Di Madinah, umat Muslim mulai membangun masyarakat yang lebih mapan dan memiliki sumber daya yang lebih baik. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pensyariatan zakat.

Perintah zakat ini tidak turun begitu saja, guys. Ada proses dan tahapan yang dilalui. Awalnya, Allah SWT menurunkan ayat-ayat yang mendorong umat Muslim untuk berinfak dan bersedekah. Kemudian, secara bertahap, Allah SWT menurunkan ayat-ayat yang lebih rinci mengenai zakat, termasuk jenis harta yang wajib dizakati, nisab, kadar zakat, dan siapa saja yang berhak menerima zakat (asnaf). Proses pensyariatan zakat ini menunjukkan betapa pentingnya zakat dalam Islam. Zakat bukan hanya sekadar ibadah ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat besar.

Tahun ke-2 Hijriyah juga menjadi tahun yang penting karena pada tahun ini beberapa peristiwa penting lainnya terjadi, seperti Perang Badar dan perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram. Semua peristiwa ini memiliki makna dan hikmah tersendiri dalam perkembangan Islam. Perintah zakat yang turun pada tahun ini semakin melengkapi fondasi Islam sebagai agama yang kaffah (menyeluruh) yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Ayat-Ayat Al-Quran tentang Zakat

Sebagai landasan hukum zakat, Al-Quran memiliki banyak ayat yang membahas tentang zakat. Ayat-ayat ini tidak hanya menjelaskan tentang kewajiban zakat, tetapi juga tentang hikmah dan manfaatnya. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah surat At-Taubah ayat 103 yang artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini menjelaskan bahwa zakat memiliki fungsi untuk membersihkan harta dan jiwa orang yang berzakat. Selain itu, doa dari orang yang menerima zakat juga menjadi penenang hati bagi pemberi zakat. Ayat lain yang juga sering dikutip adalah surat Al-Baqarah ayat 277 yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang menunaikan zakat akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Mereka juga tidak akan merasa khawatir dan sedih di akhirat kelak. Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang membahas tentang zakat dalam Al-Quran. Ayat-ayat ini menjadi bukti bahwa zakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam.

Dengan adanya ayat-ayat yang jelas tentang zakat, umat Muslim tidak memiliki alasan untuk tidak menunaikan zakat. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Selain itu, zakat juga memiliki dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Hikmah dan Manfaat Zakat

Guys, zakat itu bukan hanya sekadar mengeluarkan sebagian harta kita, lho. Ada banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita dapatkan dari zakat, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Salah satu hikmah zakat yang paling utama adalah membersihkan harta kita dari hak-hak orang lain. Harta yang kita miliki sebenarnya tidak sepenuhnya menjadi milik kita. Ada sebagian kecil dari harta kita yang merupakan hak orang lain, terutama fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.

Dengan menunaikan zakat, kita berarti sudah menunaikan hak orang lain tersebut. Hal ini akan membuat harta kita menjadi lebih berkah dan bermanfaat. Selain itu, zakat juga dapat membersihkan hati kita dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Zakat melatih kita untuk lebih peduli terhadap sesama dan tidak hanya memikirkan diri sendiri. Zakat juga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Manfaat zakat juga sangat besar bagi masyarakat. Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin. Zakat dapat digunakan untuk membantu fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan lainnya. Dengan adanya zakat, diharapkan tidak ada lagi orang yang kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, atau tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Zakat juga dapat meningkatkan solidaritas dan persaudaraan antar sesama Muslim.

Selain itu, zakat juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi negara. Zakat yang dikelola dengan baik dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dengan demikian, zakat dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-Jenis Zakat yang Wajib Diketahui

Dalam Islam, ada beberapa jenis zakat yang wajib kita ketahui. Secara garis besar, zakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim yang mampu pada saat bulan Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah biasanya berupa makanan pokok, seperti beras atau gandum, dengan takaran tertentu.

Zakat mal adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari harta yang dimiliki, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, hasil perniagaan, dan hewan ternak. Setiap jenis harta memiliki nisab dan kadar zakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui aturan-aturan zakat mal agar zakat yang kita keluarkan sah dan sesuai dengan syariat Islam.

Selain zakat fitrah dan zakat mal, ada juga jenis zakat lain yang bersifat sukarela, seperti infak dan sedekah. Infak dan sedekah dapat dikeluarkan kapan saja dan dalam bentuk apa saja, baik berupa uang, makanan, pakaian, maupun tenaga. Infak dan sedekah juga memiliki manfaat yang besar bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.

Dengan mengetahui jenis-jenis zakat, kita dapat memilih jenis zakat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita. Yang terpenting adalah kita menunaikan zakat dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan investasi kita di akhirat kelak.

Kesimpulan

So guys, sekarang kita sudah tahu ya kapan zakat diperintahkan dalam Islam. Zakat secara resmi diperintahkan pada tahun ke-2 Hijriyah. Perintah zakat ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam dan memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan umat Muslim. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat besar.

Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta kita, tetapi juga membersihkan hati kita dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Zakat juga dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Oleh karena itu, mari kita tunaikan zakat dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan keberkahan dalam hidup kita. Aamiin.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang zakat, ya! Jangan lupa untuk terus belajar dan menggali ilmu tentang Islam agar kita bisa menjadi Muslim yang lebih baik. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!