Sistem Pemungutan Pajak: Pengertian & Kegunaannya

Oct 15, 2025 by ADMIN 50 views

Pajak, guys, merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling penting. Uang dari pajak ini digunakan untuk membiayai berbagai macam pembangunan dan pelayanan publik, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga keamanan. Nah, biar kita lebih paham tentang pajak, yuk kita bahas berbagai hal penting terkait sistem pemungutan pajak, pengertiannya menurut undang-undang, kegunaannya, hingga perbedaan jenis-jenis pajak.

3 Sistem Pemungutan Pajak yang Perlu Kamu Tahu

Sistem pemungutan pajak adalah mekanisme yang digunakan pemerintah untuk mengumpulkan pajak dari wajib pajak. Ada tiga sistem utama yang umum digunakan, yaitu:

1. Official Assessment System

Dalam sistem official assessment, otoritas perpajakan (fiskus) memiliki peran aktif dalam menghitung dan menetapkan besaran pajak yang terutang oleh wajib pajak. Jadi, wajib pajak tinggal terima beres saja, guys. Mereka akan menerima surat ketetapan pajak (SKP) yang berisi informasi mengenai jumlah pajak yang harus dibayar. Sistem ini cocok diterapkan jika administrasi perpajakan sudah maju dan data yang tersedia akurat.

Kelebihan Official Assessment System

Pemerintah memiliki kontrol penuh atas perhitungan dan penetapan pajak, sehingga potensi hilangnya penerimaan pajak bisa diminimalkan.
Wajib pajak tidak perlu repot menghitung pajak sendiri, sehingga lebih praktis.

Kekurangan Official Assessment System

Membutuhkan sumber daya yang besar dari pemerintah, karena harus melakukan perhitungan dan penetapan pajak untuk setiap wajib pajak.
Potensi terjadinya sengketa pajak lebih besar, karena wajib pajak mungkin tidak setuju dengan penetapan pajak yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Self Assessment System

Nah, kalau dalam sistem self assessment, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya. Pemerintah di sini lebih berperan sebagai pengawas. Sistem ini menuntut kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak. Self assessment banyak diterapkan di negara-negara maju yang tingkat kesadaran pajaknya sudah tinggi.

Kelebihan Self Assessment System

Administrasi perpajakan menjadi lebih efisien, karena pemerintah tidak perlu menghitung pajak untuk setiap wajib pajak.
Wajib pajak merasa lebih bertanggung jawab atas kewajiban perpajakannya.

Kekurangan Self Assessment System

Potensi terjadinya kesalahan perhitungan atau pelaporan pajak lebih besar, terutama jika wajib pajak kurang memahami peraturan perpajakan.
Membutuhkan pengawasan yang ketat dari pemerintah, untuk memastikan wajib pajak patuh terhadap peraturan perpajakan.

3. Withholding System

Sistem withholding ini menggunakan pihak ketiga untuk memotong atau memungut pajak dari wajib pajak. Contohnya, perusahaan memotong pajak penghasilan (PPh) karyawan setiap bulan dan menyetorkannya ke kas negara. Atau, bendaharawan pemerintah memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari rekanan yang bekerja sama dengan pemerintah. Sistem ini efektif untuk jenis pajak yang sulit dipantau secara langsung.

Kelebihan Withholding System

Mempermudah pemungutan pajak, karena dilakukan oleh pihak ketiga.
Meminimalkan potensi penggelapan pajak, karena pajak langsung dipotong atau dipungut saat transaksi terjadi.

Kekurangan Withholding System

Membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah, pihak ketiga, dan wajib pajak.
Pihak ketiga harus memiliki pemahaman yang baik mengenai peraturan perpajakan.

Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang

Pengertian pajak secara formal tertuang dalam berbagai undang-undang perpajakan. Secara umum, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa poin penting dalam definisi ini:

Kontribusi wajib: Pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara atau badan yang memenuhi syarat.
Berdasarkan undang-undang: Pemungutan pajak harus memiliki dasar hukum yang jelas, yaitu undang-undang.
Tidak mendapatkan imbalan langsung: Pajak berbeda dengan retribusi atau pungutan lain yang memberikan imbalan langsung kepada pembayar. Manfaat pajak dirasakan secara tidak langsung melalui berbagai fasilitas dan pelayanan publik.
Untuk keperluan negara: Uang pajak digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Kegunaan Pajak dalam Fungsi Anggaran dan Fungsi Mengatur

Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian negara. Secara garis besar, ada dua fungsi utama pajak, yaitu fungsi anggaran (budgetary function) dan fungsi mengatur (regulatory function).

Fungsi Anggaran (Budgetary Function)

Sebagai fungsi anggaran, pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Uang pajak dialokasikan untuk berbagai sektor, seperti:

Pembangunan infrastruktur: Jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan fasilitas publik lainnya.
Pendidikan: Gaji guru, pembangunan sekolah, beasiswa, dan program pendidikan lainnya.
Kesehatan: Pembangunan rumah sakit, puskesmas, pengadaan obat-obatan, dan program kesehatan lainnya.
Pertahanan dan keamanan: Pembelian alat-alat pertahanan, gaji tentara dan polisi, dan operasional keamanan.
Subsidi: Subsidi bahan bakar, listrik, pangan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Tanpa adanya pajak, negara akan kesulitan untuk membiayai berbagai pengeluaran tersebut. Akibatnya, pembangunan akan terhambat, pelayanan publik akan menurun, dan kesejahteraan masyarakat akan terganggu.

Fungsi Mengatur (Regulatory Function)

Selain sebagai sumber pendapatan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau mengendalikan kebijakan ekonomi dan sosial. Pemerintah dapat menggunakan pajak untuk:

Mendorong investasi: Pemerintah dapat memberikan insentif pajak kepada investor yang menanamkan modalnya di sektor-sektor tertentu.
Mengendalikan inflasi: Pemerintah dapat menaikkan pajak untuk mengurangi daya beli masyarakat dan menekan inflasi.
Melindungi industri dalam negeri: Pemerintah dapat mengenakan bea masuk yang tinggi untuk barang-barang impor tertentu.
Mengurangi kesenjangan sosial: Pemerintah dapat menerapkan tarif pajak progresif, di mana orang yang berpenghasilan tinggi membayar pajak lebih besar.
Mengendalikan perilaku masyarakat: Pemerintah dapat mengenakan pajak yang tinggi untuk barang-barang yang dianggap berbahaya, seperti rokok dan minuman beralkohol.

Dengan demikian, pajak tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan negara, tetapi juga sebagai instrumen kebijakan yang penting untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.

Perbedaan Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung

Secara umum, pajak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada siapa yang menanggung beban pajak dan siapa yang menyetorkan pajak ke kas negara.

Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya ditanggung langsung oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh pajak langsung antara lain:

Pajak Penghasilan (PPh): Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): Pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan bangunan.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB): Pajak yang dikenakan atas kepemilikan kendaraan bermotor.

Dalam pajak langsung, orang yang membayar pajak (wajib pajak) adalah orang yang menanggung beban pajak tersebut. Misalnya, seorang karyawan yang menerima gaji akan dipotong PPh oleh perusahaannya. Karyawan tersebut adalah wajib pajak sekaligus pihak yang menanggung beban PPh tersebut.

Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain. Artinya, orang yang menyetorkan pajak ke kas negara tidak selalu orang yang menanggung beban pajak tersebut. Contoh pajak tidak langsung antara lain:

Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa.
Bea Masuk: Pajak yang dikenakan atas barang-barang impor.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM): Pajak yang dikenakan atas penjualan barang-barang mewah.

Dalam pajak tidak langsung, beban pajak biasanya dialihkan kepada konsumen. Misalnya, saat kita membeli barang di toko, harga barang tersebut sudah termasuk PPN. Toko sebagai penjual akan menyetorkan PPN tersebut ke kas negara, tetapi beban PPN sebenarnya ditanggung oleh kita sebagai konsumen.

Kesimpulan

Guys, pajak memang memiliki peran yang sangat krusial bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan negara. Dengan memahami sistem pemungutan pajak, pengertian pajak menurut undang-undang, kegunaannya, dan perbedaan jenis-jenis pajak, kita bisa menjadi warga negara yang lebih sadar dan patuh terhadap kewajiban perpajakan. Jadi, jangan lupa bayar pajak ya, guys! Karena pajak dari kita, untuk kita semua.